Suara.com - Ayah yang bekerja banting tulang untuk menafkahi keluarga, ibu yang pusing setiap hari harus berhemat dengan belanja hariannya, harga-harga yang semakin naik, anak yang minta dibelikan gadget terbaru, dan belum lagi kebutuhan-kebutuhan lainnya yang lebih penting seperti asuransi dan biaya pendidikan anak.
Semua ini akan terasa sangat memusingkan jika Anda dan keluarga tidak cukup pandai untuk mengelola keuangan. Ayah yang kemudian curiga jika uang bulanan terlalu cepat habis, ibu yang naik darah karena memang daya beli uang yang semakin menurun, pertengkaran-pertengkaran yang kemudian terjadi karena masalah uang.
Tentunya Anda dan keluarga tidak ingin hal ini menimpa keluarga. Semua masalah tersebut sebenarnya bisa diselesaikan dengan mengelola keuangan keluarga secara cerdas.
Lalu apa sajakah yang dapat Anda dan keluarga lakukan untuk dapat mengelola keuangan dengan baik? Dengan menjalani beberapa tips sederhana berikut, Anda mungkin saja bisa memiliki kekuatan finansial yang baik.
1.Perhitungkan Pemasukan dan Pengeluaran
Coba buat sebuah catatan tentang pengeluaran dan pemasukan keluarga setiap bulannya. Misalnya pemasukan dari gaji ayah bekerja, bisnis sampingan istri, dan semua hal yang menghasilkan pemasukan keluarga. Buat juga daftar pengeluaran seperti belanja harian/mingguan/bulanan, biaya anak sekolah, tagihan air, listrik, telepon, biaya cicilan rumah atau cicilan lainnya, dan sebagainya yang merupakan pengeluaran rumah tangga. Anda bisa memanfaatkan buku catatan atau dengan menggunakan Ms. Excel di komputer untuk lebih praktisnya.
Dari daftar keuangan ini, pahami benar-benar kondisi keuangan keluarga. Anda kemudian dapat menganalisis berapa sisa pemasukan yang tidak dibelanjakan, untuk kemudian dibagi-bagi kembali untuk dibelanjakan untuk kebutuhan lainnya yang penting namun tidak mendesak. Selain itu, Anda juga bisa melihat-lihat lagi pengeluaran mana yang sebetulnya jumlahnya bisa dikurangi, atau kemungkinan-kemungkinan menambah pemasukan dengan usaha berbisnis.
2. Analisis Kebutuhan dan Keinginan
Setelah memahami kondisi keuangan keluarga Anda, selanjutnya pikirkan apakah ada di daftar pengeluaran yang sebenarnya hanya berupa keinginan, bukan berupa kebutuhan. Misalnya Anda belanja harian sebesar sekian rupiah, pikirkan apakah benar-benar tidak bisa dikurangi lagi, apakah Anda akan memakai seluruh bahan yang dibeli sampai tidak ada yang terbuang, ataukah hanya ingin saja membeinya namun tidak digunakan secara maksimal. Cari pula bahan substitusi kebutuhan harian yang harganya lebih murah namun memiliki kualitas yang mirip atau hampir sama dengan yang Anda gunakan sekarang.
Dari daftar pengeluaran, Anda kemudian bisa membuat tabel baru untuk ‘keinginan’ dan ‘kebutuhan’. Kemudian semua pengeluaran tersebut dianalisis satu-persatu apakah masuk ke dalam golongan keinginan atau kebutuhan.