Zambia Tetap Butuh Bantuan IMF Untuk Atasi Krisis Ekonomi

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 27 November 2015 | 06:44 WIB
Zambia Tetap Butuh Bantuan IMF Untuk Atasi Krisis Ekonomi
Ilustrasi IMF. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Zambia Edgar Lungu pada Kamis membantah laporan bahwa pemerintah menolak tawaran dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu mengatasi kemerosotan ekonomi saat ini.

Presiden, menggelar konferensi pers pertamanya dalam 10 bulan masa pemerintahannya pada Kamis (26/11/2015), membantah menolak tawaran IMF, mengatakan tidak ada tawaran yang telah disampaikan kepada pemerintah.

Pemimpin Zambia itu mengatakan, IMF di Zambia hanya menilai perekonomian negara itu dan berjanji untuk datang kembali pada Maret tahun depan.

"Mereka meyakinkan saya bahwa mereka akan kembali pada bulan Maret tahun depan. Jadi ketika mereka datang kembali pada bulan Maret, kita kemudian akan dapat menilai apakah kita akan bekerja dengan mereka atau tidak. Mereka hanya datang untuk menilai bagaimana yang kami kerjakan," dia mengatakan.

Pernyataan itu diberikan setelah laporan-laporan media mengklaim IMF siap untuk menawarkan perpanjangan fasilitas hampir satu miliar dolar AS untuk membantu menstabilkan perekonomian, tetapi pemerintah diduga menolak tawaran itu karena persyaratan-persyaratan utama yang diusulkan.

Sebuah tim IMF mengunjungi Zambia dari 11 November hingga 20 November untuk meninjau perkembangan ekonomi baru-baru ini negara Afrika bagian selatan tersebut dan berbagi pandangan tentang langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi makro saat ini.

Pada Rabu, mantan Menteri Keuangan Situmbeko Musokotwane mengatakan Zambia perlu intervensi dari IMF untuk menstabilkan ekonomi dan mengembalikan kepercayaan investor.

Manajer Bank Dunia untuk Zambia, Ina-Marlene Ruthewburg, mengatakan kepada wartawan saat konferensi pers Kamis bahwa ekonomi Zambia akan melambat menjadi empat persen tahun depan karena tekanan internasional dan domestik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI