Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membeberkan penyebab minimnya investasi yang masuk ke Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. Menurut JK, sedikitnya ada tiga faktor yang menjadi penyebab. Yang pertama adalah suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
"Pertama, masih terkait suku bunga kita tinggi dibanding negara lain, kita 10-12 persen, Malaysia lima persen, apalagi Tiongkok, makanya kita kalah," kata JK, dalam sambutannya di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015 di JCC, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Kedua, sektor logistik dan infrastruktur yang masih rendah. Sehingga kedua sektor itu harus lebih ditingkatkan, agar Indonesia bisa lebih bersaing dengan negara lain dalam menjalankan investasi, khususnya di negeri tetangga.
"Ketiga birokrasi yang panjang. Jadi ada kebijakan untuk mempercepat birokrasi, dari izin satu bulan jadi dua hingga tiga hari atau sampai tiga jam. Karena itu maka apabila saya bicara di sini, di teman-teman yang menggeluti sektor keuangan. Kita tidak mungkin membangun, selalu mengatakan apabila bunga tinggi maka investasi rendah," kata JK.
Ia juga menjelaskan, sudah disampaikan mengapa pembiayaan 90 persen masih dari sektor perbankan dan hanya 10 persen dari saham atau pasar modal. Hal ini dikarenakan tidak mungkin orang beli saham selama bunga deposito masih 8 persen.
"Coba kalau bunga deposito hanya 4-5 persen, pasti orang mau beli saham. Ini kontradiksi yang harus kita selesaikan. Karena tidak mungkin terjadi dua-duanya, bunga tinggi investasi tinggi. Tidak mungkin," tegasnya.