Suara.com - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan penugasan tambahan menteri dan kepala lembaga bukan karena dugaan ada perantara tidak resmi yang kerap mengatasnamakan pemerintah.
Menurut Sofjan di Jakarta, Selasa (24/11/2015), tugas tambahan itu untuk menjaga iklim investasi dan hubungan ekonomi dengan beberapa negara mitra.
"Bukan. Itu hanya untuk menjaga dan maintenance (memelihara) hubungan dengan negara-negara, dan agar prosesnya lebih cepat," kata Sofjan di sela seminar "DBS Asian Insights".
Sofyan menegaskan langkah Presiden tersebut semata-mata untuk mengkondisikan agar negara-negara mitra memiliki penghubung langsung ke pemerintah terutama jika terdapat masalah ekonomi dan hambatan-hambatan investasi.
"Pemerintah memang butuh yang khusus untuk sektor ekonomi ini," ujarnya.
Menurut Sofyan, penugasan tambahan kepada menteri itu juga akan memperkuat dan melengkapi peran yang sudah dijalankan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Kedutaan Besar Indonesia di negara-negara mitra tersebut.
"BKPM kan hanya menerima, nanti Menteri lebih akan menjadi penghubung langsung," kata dia.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan dengan penugasan terhadap menteri itu, pemerintah akan memiliki daya diplomasi ekonomi yang lebih kuat terhadap negara mitra.
Menteri yang ditugaskan itu, kata Franky, juga akan bertanggung jawab dengan upaya tindak lanjut berdasarkan hasil kunjungan Presiden ke negara tersebut.
"Seluruh yang menindaklanjuti dari pemerintah adalah menteri yang ditugaskan. Kami dukung. Misalnya, perwakilan kami di Timur Tengah akan mendukung Menteri Sudirman Said yang menindaklanjuti kebijakan pemerintah di sana," ujarnya padakesempatan yang sama.
Menurut peneliti politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti, terdapat hal menarik dalam penugasan tambahan kepada menteri hasil rapat sidang kabinet, Senin (24/11), yaitu sebagian besar menteri yang ditunjuk adalah menteri yang bukan dari partai politik.
Sebelumnya, dalam rapat sidang kabinet Senin, Presiden Joko Widodo menunjuk beberapa menteri untuk menangani kerja sama dengan luar negeri yang berkaitan dengan investasi, perizinan, dan ekonomi.
Presiden menunjuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk jadi menteri penghubung dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil untuk jadi penghubung dengan Jepang, Menteri BUMN Rini M Soemarno jadi menteri penghubung dengan Tiongkok.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ditunjuk jadi penghubung dengan Amerika Serikat dan Rusia.
"Dalam pelaksanaannya, Menteri Susi akan berbagi tugas dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara," kata Seskab Pramono Anung.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong akan menjadi penghubung kerja sama dengan negara-negara di kawasan Eropa dan Australia, Menteri Perhubungan Iqnatius Jonan menjadi penghubung kerja sama dengan India.
Selanjutnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan ditunjuk menjadi penghubung dengan Singapura dan penghubung dengan Malaysia dipercayakan kepada Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman ditunjuk menjadi penghubung Indonesia dengan Thailand dan Vietnam serta negara ASEAN di luar Singapura dan Malaysia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjadi penghubung untuk Korea Selatan dan Kepala BKPM Franky Sibarani untuk Taiwan dan Hong Kong. (Antara)
Sofjan Wanandi Bantah Banyak Calo Investasi di Pemerintahan
Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 24 November 2015 | 13:27 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Sejumlah Suporter Gagal Nonton Timnas Indonesia karena Ketipu, Menpora Dito Ngaku Bahas Calo Tiket ke PSSI
11 September 2024 | 17:57 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 08:46 WIB
Bisnis | 08:46 WIB
Bisnis | 08:40 WIB
Bisnis | 08:38 WIB
Bisnis | 08:20 WIB
Bisnis | 08:10 WIB