Lenny, Petani Sayur Ende Berhasilkan Tuntaskan Kekurangan Gizi

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 24 November 2015 | 08:32 WIB
Lenny, Petani Sayur Ende Berhasilkan Tuntaskan Kekurangan Gizi
Lenny Marlina, petani sayur asal Ende [Suara.com/Muhamad Ridwan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lenny Marlina, perempuan berusia 47 tahun menjadi inspirasi dalam berkebun sayur di Dusun Kojadhewa, Desa Rukuramba, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Lenny berasal dari keluarga seorang petani, dia berpikiran bahwa ekonomi keluarga tidak bisa hanya diandalkan dari kebun tanaman keras (kopi, cengkeh, coklat) yang hanya panen satu atau dua kali dalam setahun.

Berawal dari keprihatinan dengan kondisi anak-anak yang kurang gizi dan tidak bersekolah karena kesulitan ekonomi di desanya.

Lenny mulai belajar sendiri membudidayakan tanaman sayur di pekarangan rumahnya, tujuan awal Lenny adalah anak-anak bisa mendapatkan makanan bergizi (sayur-sayuran) dan mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga.

"Prinsipnya dimulai dari diri sendiri agar bisa menjadi contoh bagi orang lain," kata Lenny kepada suara.com, Selasa (24/11/2015).

Setelah usahanya berhasil, mulailah Lenny mendalami ilmu perkebunan dengan membaca berbagai buku tentang kebun sayur, setelah itu Lenny mengumpulkan beberapa ibu rumah tangga di dusunnya untuk membentuk kelompok tani perempuan.

Lenny membagikan bibit sayuran yang sudah di kembangkannya dan mengajari mereka bertanam sayur dipekarangan rumah.

"Sejak dimulainya kebun sayur pekarangan dari tahun 2003 sampai saat ini, tidak ada lagi anak kekurangan gizi dan prekonomian keluarga di desa saya meningkat," kata Lenny.

Usaha yang dilakukan Lenny saat ini sangat bermanfaat untuk Dusun Kojadhewa, Desa Rukuramba Kabupaten Ende.

Kelompok perkebunan yang dibina Lenny berhasil mengembangkan usaha simpan pinjam. Dengan kontribusi sebesar Rp12.500,- anggota.

"Pinjaman tersebut digunakan untuk biaya pendidikan anak, bahkan bisa untuk membangun runah permanen," ucap Lenny.

Dari kegiatan tersebut, Lenny berhasil mendorong kerjasama antara perempuan dan laki-laki di desanya untuk bersama-sama mengusahakan kebun sayur di pekarangan rumah.

Kerja sama tersebut menurut Lenny, secara tisak langsung menurunkan jumlah kekerasan rumah tangga, karena para lelaki mulai menyadari pentingnya peran istri mereka dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

"Sampai saat ini modal perkebunan sayur di dusun sudah mencapai lima miliar rupiah," pungkas Lenny.

(Muhamad Ridwan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI