Pelan-pelan, kerja keras Maisarah mulai dikenal orang. Kapten kapal yang pernah membeli kain Maisarah suatu hari mencarinya lagi dan memborong.
Melangkah Keluar
Maisarah pun mencoba melebarkan sayap. Dia pergi ke Kupang dan menawarkan kain karyanya ke toko-toko.
"Saya naik kapal ke Kupang seharga Rp2.500 saat itu, kemudian saya tawarkan kain tenun buatan saya ke toko-toko di Kupang, dengan harga Rp15 ribu, ditawar Rp5 ribu setelah itu jadi harganya Rp8 ribu, kain saya laku terjual sekitar 20 kain,"kata Maisarah.
Rezeki memang tak bakal kemana-mana. Berkat kerja keras, tenunan Maisarah dikenal sampai mancanegara. Suatu hari, ada permintaan dari pengusaha di Cina melalui telegram.
Sayangnya, ketika permintaan datang, dia tidak punya modal cukup untuk memenuhinya.
Pusing kepala Maisarah. Kemudian dia mendapatkan ide untuk meminjam mdal ke bank. Waktu itu, dia pinjam sekitar Rp200 ribu.
Berkat pinjaman tersebut, permintaan dari Cina berhasil dipenuhi.
Saat ini, Maisarah sudah punya pelanggan. Dia menjadi pemasok kain untuk toko milik pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur. Satu kain sekarang harganya harga Rp150 ribu sampai Rp2 juta.
Dari kain tenun, Maisarah berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarga. Bahkan, sekarang dia berhasil meningkatkan kesejateraan banyak orang.