Perbankan Syariah Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia

Sabtu, 21 November 2015 | 12:26 WIB
Perbankan Syariah Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
Bank Syariah Mandiri
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dhani Gunawan Idhat mengakui jika pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia masih kalah jauh jika di bandingkan Malyasia.

Hal tersebut dapat dilihat dari market sahre perbankan syariah di Malaysia yang sudah mencapai 24 persen, sedangkan Indonesia hingga saat ini hanya sekitar 4,9 persen.

"Memang kalau dibanding Malaysia kita masih jauh. Terus kalau dilihat total aset kita juga mengalami penurunan tahun ini kan. Sedangkan dia pertumbuhannya semakin cepat," kata Dhani saat menjadi pembicara di Pelatihan Wartawan Otoritas Jasa Keuangan di Hotel Rancamaya, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2015).

Selain itu, produk-produk perbankan syariah di Indonesia masih kurang beragam dan tidak inovatif. Hal ini disebabkan Sumber Daya Manusianya yang masih memiliki banyak keterbatasan.

"Kalau kita lihat Malaysia, dia itu ngurusin semua produk, nggak cuma dana haji aja. Dia kalau ditanya, soal lapangan golf, biaya infrastruktur, itu semua ada. Nah kita belum sampai kesana karena keterbatasan modal dan SDM," katanya.

Ia menjelaskan, keterbatasan SDM ini menjadi salah satu penghambat untuk membuat pertumbuhan perbankan menjadi lebih baik lagi.

"Soal SDM ini juga kita keterbatasan. Kalau dikita, ini diibaratkan, kalau orang udah nggak dapat kerjaan dimana-mana, baru mau masuk ke perbankan syariah. Jadi intergritas pegawai kita masih rendah. Kan kalau yang lulusan terbaik pasti masuknya ke bank-bank besar. Nah kalau nggak keterima baru kekita," tegasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berencana akan memperbaiki permasalah-persalahan terutama SDM agar pertumbuhan perbankan syariah mampu bersaing dengan Malaysia dan bank-bank konvensional lainnya.

"Yang pasti kita akan memperbaiki SDM kita. Kita harus cari orang-orang yang ahli di pembiayaan tertentu. Jadi mereka akan lebih paham untuk mendorong perekonomian nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI