Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai laju pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat saat ini bukan karena kesalahan kebijakan Presiden Joko Widodo, melainkan karena pemerintahan masa lalu meninggalkan banyak defisit perekonomian.
"Perlambatan ini merupakan warisan defisit dimasa pemerintahan yang lalu. Jadinya, pemerintahan Jokow satu tahun pertama ini nggak beruntung," kata Rizal saat menjadi keynote speech dalam acara Economic Outlook 2016 di Hotel J. Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015).
Ia mengatakan sedikitnya ada empat warisan defisit yang diterima pemerintahan saat ini. Pertama, defisit perdagangan.
"Biasanya kita surplus 32 miliar dolar AS beberapa tahun lalu, tapi merosot, tapi sekarang kan sudah mulai naik lagi," katanya.
Kedua, defisit transaksi berjalan. Defisit tersebut membuat nilai tukar rupiah tertekan.
"Awal kemarin kan rupiah melemah, karena tahun sebelumnya transaksi berjalan kita defisit, nah sekarang sudah menunjukkan perbaikan," katanya.
Ketiga, defisit neraca pembayaran. Defisit ini membuat beban yang sangat berat kepada ekonomi makro.
Keempat, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara. Defisit ini mulai terjadi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat kebingungan pemerintahan sekarang.
"Ini semua memberikan tekanan. Makanya ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Dulu soalnya saat komoditas laris nggak dilakukan perubahan struktural makanya akhir 2014 jadi ngaco jalannya," kata dia.