Suara.com - Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB) setelah menguat pada Senin, karena kekhawatiran kelebihan pasokan terus mendominasi pasar.
Suhu musim gugur di Amerika Serikat telah meningkatkan ekspektasi peningkatan stok minyak mentah komersial di AS minggu ini, mempertahankan tekanan pada harga.
Penguatan dolar AS juga membatasi perdagangan karena memukul para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 1,07 dolar AS menjadi menetap pada 40,67 dolar AS per barel.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, berakhir turun 99 sen menjadi 43,57 dolar AS per barel.
Setelah membukukan keuntungan pada Senin, hari pertama perdagangan setelah serangan mematikan di Paris, "kita kembali pada keadaan sisi pasokan, kita juga melihat dolar lebih kuat," kata Matt Smith dari ClipperData.
Harga telah jatuh secara terus-menerus sejak 5 November, sebagian besar didorong oleh tanda-tanda bahwa produsen-produsen utama tidak mengurangi produksi mereka, dan meningkatnya stok terutama di Amerika Serikat, sebagian karena bertahannya cuaca musim gugur yang sejuk.
"Hari ini, pedagang menyadari bahwa fundamental tidak ada yang berubah," kata analis Gain Capital, Fawad Razaqzada.
Dia mengatakan pemboman oleh Prancis yang menargetkan IS (Negara Islam) sangat jauh dari kebanyakan terminal minyak utama "dan karena itu mereka tidak menyebabkan gangguan terhadap pasokan." "Jadi, harga minyak tetap tertekan oleh pasokan yang masih tinggi dan prospek melemahnya permintaan," katanya.
Departemen Energi AS (DoE) akan merilis laporan reguler persediaan minyak untuk minggu lalu pada Rabu (18/11/2015)