Suara.com - Presiden Joko Widodo menyebut ketergantungan pada mata uang dolar Amerika Serikat berpotensi mengancam kemajuan perekonomian global.
"Ketergantungan yang tinggi terhadap US dolar telah menyebabkan distorsi-distorsi global yang kini mengancam kemajuan ekonomi global," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Working Session I KTT G-20 di Antalya, Minggu (15/11/2015).
Presiden Joko Widodo menegaskan sudah waktunya untuk merombak total arsitektur keuangan global.
Hal itu penting mengingat masalah utama yang dihadapi perekonomian dunia saat ini adalah menciutnya likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) di hampir semua negara berkembang atau emerging markets dunia.
Selain itu, sejak diciptakannya mata uang Euro pada 1999, tidak ada mata uang dunia atau global reserve currency yang baru.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa negara-negara berkembang harus segera mengimplementasikan reformasi-reformasi ekonomi yang fundamental.
"Reformasi perekonomian yang nyata sangat diperlukan untuk membangun kembali kredibilitas pasar serta merebut kembali kepercayaan investor dan pelaku ekonomi," tegasnya.
Reformasi ekonomi yang fundamental ini, menurut Presiden, perlu diikuti likuiditas finansial yang kuat agar tidak mengalami gejolak karena terjadinya gangguan pada likuiditas. (Antara)
Presiden: Ketergantungan pada Dolar Ancam Perekonomian
Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 16 November 2015 | 07:31 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Nge-Vlog Bareng Iriana, Jokowi Hari Ini OTW ke Jakarta buat Nengok Cucu: Bismillah
07 November 2024 | 15:21 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 00:37 WIB
Bisnis | 23:45 WIB
Bisnis | 21:22 WIB
Bisnis | 20:33 WIB
Bisnis | 17:40 WIB
Bisnis | 16:56 WIB
Bisnis | 16:51 WIB