AS Ragukan Komitmen Indonesia Terkait Pengembangan Panas Bumi

Jum'at, 13 November 2015 | 11:02 WIB
AS Ragukan Komitmen Indonesia Terkait Pengembangan Panas Bumi
Ilustrasi: Energi panas bumi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat telah sepakat untuk mempererat kerjasama dan menjajaki peluang untuk mempercepat investasi di bidang energi panas bumi.

Namun dalam praktiknya, pemanfaatan energi panas bumi hingga saat ini masih minim. Direktur Tehnik dan Lingkungan Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Naryanto Wagimin pun tak menampik jika pemanfaatan energi geothermal terutama untuk pembangkit tenaga listrik masih minim.

Bahkan, Ia mengatakan, Amerika Serikat sempat mempertanyakan keseriusan Indonesia dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi geothermal tersebut.

"Iya memang, pemanfaatan energi panas bumi saat ini masih sangat minim. Karena masih banyak kendala. Pertama untuk modal awalnya ini memang cukup besar. Waktu itu kita juga pernah ditanya sama Amerika terkait keseriusan kita dalam mengembangkan panas bumi ini," kata Wagimin dalam Workshop "Meliput Isu Energi" yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), di kantor pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat (13/11/2015).

Ia menjelaskan, kendala-kendala tersebut adalah untuk mengembangkan energi tersebut adalah salah satunya masih minimnya infrastruktur dan harga jual listrik kepada PT PLN yang tidak bisa menutupi cost.

"Jadi gini, geothermalnya kan ada di gunung, terus industrinya ada di bawah. Nah kan untuk menarik kabelnya harus membutuhkan infrastruktur yang memadai. Contoh, untuk menuju sumur PLN itu kan harus narik kabel ke gunung-gunung, terus jalan menuju kesana kan belum memadai nah ini yang menjadi kendalanya," ungkapnya.

Selain itu, untuk menarik kabel tersebut, PLN hanya mau menggunakan dana yang murah. Sebenarnya bisa kalau industri mau, tapi ya modalnya harus kuat, tapi kalau sabar nanti balik untung.

"Ini juga kan PLN maunya murah, maknya agak sulit untuk mengembangkan geothermal. Sebenarnya, bisa melakukan subsidi silang nih PLN. Makanya kami mau usul untuk coba subsidi silang," tegasnya.

Sekedar informasi, potensi panas bumi di Indonesia diperkirakan mencapai 27 ribu megawatt yang terbentang dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Timur. Namun, dari potensi yang besar itu baru dimanfaatkan sekitar 1100 megawatt atau kurang dari 10 persen.

Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang pemakaiaan energi panas bumi sekita 4 ribu megawatt (MW) dan Filipina 2500 MW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI