Pelemahan Dolar AS Dukung Penguatan Emas

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 10 November 2015 | 06:59 WIB
Pelemahan Dolar AS Dukung Penguatan Emas
Ilustrasi emas batangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit menguat pada Senin (Selasa pagi WIB 10/11/2015), karena dolar AS melemah akibat aksi ambil untung setelah reli di sesi sebelumnya.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 0,4 dolar AS, atau 0,04 persen, menjadi menetap di 1.088,10 dolar AS per ounce.

Logam mulia naik sedikit setelah indeks dolar AS, ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,3 menjadi 98,94 pada pukul 17.15 GMT. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, sehingga dolar yang kuat akan merugikan daya tarik emas yang dihargakan dalam greenback.

Namun, tekanan dari kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS yang banyak diantisipasi menempatkan ganjalan untuk kenaikan lebih lanjut pada emas.

Alat Fedwatch CMEGroup mengindikasikan peluang 68 persen untuk kenaikan suku bunga 0,5 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember.

Probabilitas, analis mengatakan, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yang berkisar dari sekitar 20 hingga 30 persen. Harapan berjalan tinggi setelah The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin di pertemuan berikutnya pada Desember setelah pertemuan Oktober.

Sebuah kenaikan suku bunga adalah "bearish" untuk emas karena akan mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan tingkat imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.

Para analis akan tetap mengawasi data ekonomi, termasuk angka ketenagakerjaan dan inflasi, dua alat pengukur penting untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga.

Perekonomian AS menambahkan 271.000 pekerjaan baru pada Oktober, merupakan laju tercepat tahun ini, kata pemerintah Jumat. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 5,0 persen, tingkat terendah sejak April 2008.

Data ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan secara signifikan meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga. Dengan Indeks Harga Produsen dan penjualan ritel yang akan keluar pada Jumat, para analis percaya bahwa jika laporan menunjukkan inflasi stabil, kenaikan suku bunga pada Desember sangat mungkin.

Perak untuk pengiriman Desember turun 27,8 sen, atau 1,89 persen, menjadi ditutup pada 14,413 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 25,6 dolar AS, atau 2,72 persen, menjadi ditutup pada 914,40 dolar AS per ounce. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI