Suara.com - Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai memastikan pada awal 2016, tarif cukai untuk rokok akan naik 11, 19 persen. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan kenaikan tersebut sudah didasarkan pada hasil diskusi dan masukan petani tembakau.
“Rata-rata memang kenaikannya itu sebesar 11,19 persen, jadi ini juga membantah ada pernyataan-pernyataan yang mengatakan kenaikan cukai rokok itu sebesar 23 persen. Ini (angka kenaikan cukai) sudah sesuai dengan masukan dari para petani, produsen dan pabrikan jadi memang tidak menjadi masalah buat mereka,” kata Heru saat menggelar konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015).
Ia menjelaskan setiap golongan rokok akan mengalami kenaikan yang berbeda-beda. Untuk rokok jenis sigaret kretek tangan terdapat tiga golongan. Golongan 1A akan mengalami kenaikan Rp30 atau sekitar 10,34 persen. Golongan 1 B naik Rp25 atau sekitar 11,36 persen. Sedangkan untuk golongan 2B naik Rp15 atau sekitar 12 persen. Untuk golongan 3A naik Rp5 atau sekitar 5,88 persen. Untuk golongan3B tidak naik.
"Tapi kalau dilihat SKT ini kenaikannya tergolong masih sangat kecil kisaranya itu 0-12 persenlah. Kalau kenaikan yang paling besar itu ada di SPM,” katanya.
Untuk cukai rokok jenis sigaret putih mesin, untuk golongan 1 akan mengalami kenaikan Rp70 atau sekitar 16,47 persen. Sedangkan untuk golongan 2A mengalami kenaikan Rp35 atau 12,96 persen. Golongan 2B mengalami kenaikan Rp35 atau 15,91 persen.
Selain itu, untuk golongan sigaret kretek mesin golongan 1 akan mengalami kenaikan Rp65 atau 15,66 persen. Golongan 2A Rp 35 atau 11,49 persen. Sedangkan untuk golongan 2B akan mengalami kenaikan Rp35 atau sekitar 13,21 persen.
Meski mengalami kenaikan, Heru yakin konsumsi rokok tidak akan mengalami penurunan, apalagi sebentar lagi akan ada pelaksanaan pilkada serentak. Hal tersebut dapat mendongkrak konsumsi rokok.
“Nggak, nggak ada penurunan kalau saya lihat nanti. Karena sebentar lagi mau pilkada terus hujan, biasanya konsumsi rokok meningkat. Tahun lalu saja ada peningkatan 8.72 persen. Jadi kan paling asik tuh biasanya sambil kampanye sambil merokok, jadi pasti konsumsinya akan meningkat,” kata dia.