Grup Emirates hari ini Jumat (6/11/2015) mengumumkan laba tengah tahun untuk periode 2015-2016, yang menunjukkan peningkatan bisnis yang stabil dan kinerja yang baik.
Grup Emirates membukukan laba bersih AED46, 1 miliar (USD12, 6 miliar) pada enam bulan pertama untuk tahun fiskal 2015-2016. Jumlah tersebut menurun 2,3% dari AED47,2 miliar (USD12,9 miliar) pada periode yang sama tahun lalu, yang merupakan dampak dari menguatnya dolar AS terhadap berbagai mata uang utama dunia.
Kendati demikian, periode ini merupakan kinerja tengah tahun terbaik yang pernah diraih Grup usaha ini, dengan keuntungan bersih meningkat menjadi AED,7 miliar (USD$1,0 miliar), naik 65% dari tahun lalu. Kas Grup pada 20 September 2015 berada di posisi AED14,8 miliar (USD 4,0 miliar), dengan selisih sebesar AED20,0 miliar (USD5,5 miliar) pada 31 Maret 2015. Hal tersebut dikarenakan investasi sedang dilakukan untuk mendapatkan armada baru, proyek infrastruktur serta akuisisi bisnis.
Yang Mulia Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Chairman dan Chief Executive Emirates Airline and Group mengatakan “Kinerja keuangan kami saat ini cukup terpengaruh oleh menguatnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya. Situasi nilai tukar mata uang, serta konflik regional dan melemahnya ekonomi di beberapa bagian dunia, mengurangi dampak positif dari rendahnya harga bahan bakar selama semester pertama untuk tahun fiskal 2015-16. Namun kami membuat keputusan dengan hati-hati untuk tidak melakukan lindung nilai terhadap pembelian bahan bakar untuk pesawat kami, yang ternyata merupakan keputusan yang tepat dengan terus melemahnya harga bahan bakar. Emirates juga memutuskan untuk meyalurkan kelebihan dana dari menurunnya harga bahan bakar kepada penumpang kami dengan menurunkan tambahan biaya bahan bakar dan menurunkan tarif penerbangan di seluruh jaringan kami”," kata Ahmed dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Jumat (6/11/2015).
Suara.com - Beliau menambahkan “Periode ini adalah salah satu periode tengah tahun yang terbaik untuk kinerja Grup Emirates, yang menunjukkan kekuatan bisnis kami. Dalam enam bulan pertama tahun ini, Emirates mengalami pertumbuhan organik dalam hal kapasitas, kapabilitas dan jangkauan global. Ke depannya, kami akan terus meningkatkan layanan kami dengan melakukan investasi-investasi baru untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan yang terbaik untuk penumpang kami. Di saat yang sama, kami akan terus mencari peluang pertumbuhan strategis, dan tetap cekatan agar kami bisa merespons tantangan eksternal secara efektif.
Dalam enam bulan terakhir, Grup terus berinvestasi dan meningkatkan jumlah karyawannya sekitar 4% menjadi lebih dari 87.000 dibandingkan pada 31 Maret 2015.
Selama enam bulan pertama tahun fiskal ini, Emirates menerima 13 pesawat berbadan lebar – delapan A380 dan lima Boeing 777. Emirates juga menghentikan operasi empat pesawat lama, yang lalu digantikan dengan sembilan pesawat baru untuk armadanya, sedangkan 16 pesawat dijadwalkan tiba sebelum akhir tahun fiskal (31 Maret 2016). Emirates juga memperluas jaringan globalnya dengan meluncurkan layanan ke empat destinasi baru yaitu Bali, Multan, Orlando dan Mashhad. Jaringan global Emirates kini meliputi 147 destinasi di 79 negara (data per 30 September 2015). Destinasi baru Bologna, Italia, telah diluncurkan pada 3 November, dan Panama City akan diluncurkan pada 1 Februari 2016.
Sebagai maskapai yang mengoperasikan armada A380 terbesar di dunia dan armada Boeing 777, Emirates terus menyediakan koneksi yang lebih baik bagi pelanggannya di seluruh dunia dengan hanya satu persinggahan di Dubai.
Pada semester pertama tahun fiskal 2015-2016, laba bersih Emirates mencapai AED3,1 miliar (USD849 juta), naik 65% dari periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini mencerminkan dampak dari turunnya harga BBM dan juga kemampuan maskapai yang kian meningkat untuk memenuhi permintaan penumpang yang juga kian tinggi, seiring dengan peningkatan kapasitas, walaupun dihadang oleh banyak tantangan eksternal seperti kelesuan ekonomi di berbagai wilayah, dan meningkatnya persaingan yang mengurangi profit.
Rata-rata harga BBM menurun 41% dibanding periode yang sama tahu lalu. BBM tetap menjadi komponen biaya terbesar yang harus ditanggung maskapai, yaitu mencapai 28% dari biaya operasi, dibanding enam bulan pertama tahun lalu yang sebesar 38%.