Cegah Defisit, Pemerintah Pantau Kinerja APBN 2015

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 06 November 2015 | 19:25 WIB
Cegah Defisit, Pemerintah Pantau Kinerja APBN 2015
Persiapan Pemilukada 2015 dan APBN 2016
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Keuangan memastikan bakal terus memantau kinerja penerimaan negara serta penyerapan belanja hingga akhir tahun agar defisit anggaran dalam APBN tidak melebihi ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang.

"Kita mempunyai mekanisme 'monitoring' dan evaluasi. Ini menjadi 'tools' kita untuk mengendalikan APBN," kata Direktur Jenderal Anggaran Askolani di Jakarta, Jumat (6/11/2015).

Pihaknya terus memantau pergerakan APBN dan untuk saat ini belum ada prediksi terkait dengan realisasi penerimaan maupun penyerapan belanja yang sedang dikhawatirkan tidak sesuai ekspektasi.

"Angka itu sangat fluktuatif, dan kita memantau polanya tiap bulan, tiap minggu. Sebab itu tergantung dari kinerja penerimaan dan kinerja belanja. Makanya kita tidak bisa memprediksi, baru bisa dua minggu sebelum tutup tahun," katanya.

Askolani mengatakan saat ini defisit anggaran masih dalam batas yang aman dan Kementerian Keuangan terus mendorong optimalisasi kinerja APBN agar bisa memberikan kontribusi yang efektif pada perekonomian hingga akhir tahun.

"Pengalaman yang lalu kita berupaya 'memanage', kalau ada potensi penerimaan pasti kita kejar. Dan kalau ada belanja yang bisa dihemat, maka kita hemat, terutama belanja yang tidak efisien," katanya.

Sebelumnya, muncul berbagai kekhawatiran setelah realisasi penerimaan pajak hingga 4 November 2015 baru mencapai Rp774,4 triliun atau sekitar 59,84 persen dari target dalam APBN-P sebesar Rp1.294,2 triliun.

Dengan adanya perlambatan penerimaan pajak tersebut, maka pemerintah harus menambah pembiayaan melalui utang untuk menutup defisit anggaran agar tidak melebihi proyeksi 2,23 persen terhadap PDB.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Robert Pakpahan mengatakan pihaknya siap menarik sejumlah pinjaman baru dari lembaga multilateral serta menerbitkan surat utang sebagai upaya menjaga defisit anggaran tidak melebihi target.

"Ada penambahan dari lembaga multilateral, lelang sudah ditambah. Termasuk di antaranya dari ORI. Jadi pelan-pelan (pembiayaan, red.) sudah ditambah dan diharapkan sudah 'secure' (hingga akhir tahun)," katanya.

Robert memastikan Kementerian Keuangan melakukan segala upaya, agar defisit anggaran tidak melebihi angka Rp300 triliun atau sekitar 2,6 persen terhadap PDB, seperti angka perkiraan terkini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI