Suara.com - PT Hutama Karya berharap penyertaan modal negara (PMN) khusus untuk penugasan pemerintah bisa dipisahkan dari penyertaan modal untuk pengembangan bisnis.
Direktur Pengembangan Bisnis Hutama Karya Putut Ariwibowo, dalam Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (5/11/2015), mengatakan hal itu perlu dilakukan sebagai strategi agar pembangunan infrastruktur bisa terealisasi sesuai target.
Pembangunan empat ruas tol Trans Sumatera yang ditugaskan kepada BUMN konstruksi itu terancam mundur lantaran PMN yang mengalami penundaan.
"Perlu ada satu perencanaan strategis dari pemerintah untuk BUMN. Memang sebaiknya ke depan, PMN untuk penugasan harus dipisah dari PMN untuk pengembangan bisnis. Tidak bisa dijadikan satu PMN-nya antara yang penugasan dan untuk kepentingan bisnis," katanya.
Putut menyebutkan dua dari empat ruas tol Trans Sumatera yang dikerjakan perseroan itu dipastikan tertunda, yakni Pekan Baru-Dumai dan Bakauheni-Terbanggi Besar akibat PMN 2016 yang dibekukan hingga Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.
Sementara dua ruas lainnya, yakni Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya tidak mengalami perubahan dalam rencana pembangunannya lantaran tercukupi secara finansial.
Menurut dia, penundaan konstruksi untuk dua ruas tol itu akibat suntikan dana dari pemerintah yang belum mencukupi.
PMN 2016 senilai Rp3 triliun itu, sejak awal diprioritaskan untuk dua ruas tol yaitu Bakauheni-Terbanggi Besar yang diharapkan selesai pada 2018, serta Palembang-Indralaya yang diharapkan bisa selesai dibangun pada pertengahan 2017 meski masih terkendala pembebasan lahan.
Kedua ruas tol itu diharapkan bisa selesai sebelum Asian Games 2018 karena Palembang menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan olahraga se-Asia itu.
"Semula dengan ada PMN 2016, kita akan bisa 'financial close' (pemenuhan pembiayaan) dua ruas tol yaitu Palembang-Indralaya dan Bakauheni-Terbanggi Besar. Tapi dengan adanya penundaan, maka yang akan kita 'close' (penuhi pendanaannya) adalah Palembang-Indralaya dan Medan-Binjai. Bakauheni-Terbanggi Besar terpaksa belum bisa kita 'close'," jelasnya.
Meski demikian, Putut optimis pihaknya bisa menyelesaikan penugasan untuk menghubungkan ruas tol hingga ke Palembang dalam rangka Asian Games 2018.
Terlebih, saat pembahasan RAPBN 2016 nanti, ada kemungkinan untuk menambah pengajuan suntikan dana.
"Saya kira masih bisa (hubungan hingga ke Palembang), tapi memang perlu perencanaan strategis pemerintah untuk BUMN. Palembang-Indralaya ini sudah proses untuk 'financial close', yang tertunda itu Bakauheni-Terbanggi Besar. Kami akan cari cara (dapatkan pinjaman)," pungkasnya. (Antara)