Industri Properti Diperkirakan Naik Perlahan di 2016

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 04 November 2015 | 03:09 WIB
Industri Properti Diperkirakan Naik Perlahan di 2016
Ilustrasi bisnis properti (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri properti tahun 2016 diprediksi meningkat seiring membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia, demikian hasil penelitian dari situs jual beli properti, rumah123.com.

"Industri Properti Indonesia tahun 2016 diprediksi akan meningkat perlahan. Kenaikan harga akan tetap dipicu oleh maraknya pembangunan infrastruktur dan transportasi umum yang saat ini hampir berbanding lurus sehingga banyak konsumen akan kembali berinvestasi di sektor properti," kata Country General Manager rumah123.com, Ignatius Untung di Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Hasil survei semester dua menggambarkan adanya perbaikan daya beli dan keinginan memiliki properti dalam satu sampai dua tahun ke depan yang meningkat. Dengan survei yang ada, bisa diprediksi industri properti di tahun berikutnya.

Prediksi satu sampai dua tahun mendatang, masyarakat muda antara usia 21-30 tahun akan memiliki keinginan tinggi untuk mendapatkan hunian pribadi. Fakta lain yang menarik adalah masyarakat Indonesia saat ini masih mencari lokasi tempat tinggal yang lebih baik.

Menurut hasil sentimen survei, Tangerang Selatan, Depok, dan Bogor adalah beberapa wilayah yang akan dilirik untuk daerah Jabodetabek, namun Jakarta Selatan tetap menjadi idaman utama untuk di wilayah Jakarta. Selain itu, kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, Palembang menjadi pilihan masyarakat Indonesia dikarenakan dianggap sudah memiliki infrastruktur yang cukup baik.

Masyarakat Indonesia juga masih menunggu realisasi dari program Satu Juta Rumah oleh pemerintah Jokowi. Terlihat dari hasil survei (72 persen) Masyarakat Indonesia mengetahui dan mengharapkan kelanjutan dari program pemerintah ini.

Suku bunga KPR kembali menjadi faktor utama yang dianggap responden dapat mengancam pertumbuhan properti (35 persen) dan faktor paling berpergaruh bagi konsumen dalam memilih bank penyedia KPR (66 persen). Terungkap juga bahwa 70 persen dari total responden masih akan mencari pinjaman melalui KPR saat melakukan pembelian properti.

Responden secara umum belum menunjukkan keinginan yang tinggi untuk melakukan pembelian properti di luar negeri, namun hasil sentimen survei semester ini menunjukkan kenaikan ketertarikan yang cukup signifikan (9 persen ke 32 persen) total responden yang tertarik membeli properti di luar negeri dengan Singapura, Australia dan Malaysia menjadi tiga negara tujuan utama. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI