Suara.com - Pemerintah Cina, pekan ini menghentikan kebijakan yang mewajibkan seluruh warganya hanya memiliki satu orang anak. Kini, setiap pasangan suami istri diperbolehkan untuk memiliki dua anak.
One-child policy atau kebijakan satu anak digulirkan sejak tahun 1979, guna mengendalikan pertumbuhan populasi penduduk. Namun, kekhawatiran akan menyusutnya angkatan kerja, membuat pemerintah mengubah aturan tersebut.
Sejak dihentikan Jumat lalu, saham sebuah perusahaan alat kontrasepsi di Cina merosot tajam. Sebaliknya, saham perusahaan-perusahaan produsen popok, susu, dan kebutuhan bayi lainnya naik.
Beberapa di antara perusahaan-perusahaan yang menikmati kebijakan baru pemerintah adalah China Child Care, produsen pembuat produk-produk perawatan bayi. Saham mereka meroket hingga 40 persen.
Bahkan, mata uang Dolar Selandia Baru pun meroket menyusul dikeluarkannya peraturan baru itu. Pasalnya, Selandia Baru adalah pengekspor utama susu formula untuk Cina.
Tak hanya itu. Perusahaan pembuat kereta dorong bayi Goodbaby International di Hong Kong, mengalami kenaikan saham 2,3 persen, sedangkan perusahaan pembuat makanan bayi Beingmate Baby & Child Food asal Shenzhen menikmati peningkatan nilai saham sebesar 10 persen. (Metro)