Suara.com - Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ahmad Erani Yustika menyambut baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Sebab, dalam APBN 2016, postur anggaran untuk kawasan pedesaan meningkat jauh dibanding sebelumnya.
"Ada banyak sisi yang bisa kami baca dari APBN 2016. Kalau menyangkut desa, kami senang, karena ada kenaikan anggaran. Untuk desa paling besar, yaitu sebesar 12,3 persen APBN akan ditransfer ke daerah," kata Ahmad Erani Yustika di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/10/2015).
Karena itu, dia berharap kenaikan anggaran tersebut dapat merealisasikan janji Presiden Jokowi yang ingin membangun Indonesia dari pulau terluar atau kawasan terpencil.
Seperti diketahui, dalam postur anggaran 2015, dana yang digelontorkan oleh pemerintah untuk pembangunan desa sebesar Rp20,7 triliun. Sementara dalam dalam APBN 2016 yang baru disahkan kemarin, anggaran pembangunan desa mencapai Rp47 triliun. Jumlah tersebut merupakan kenaikan yang terbesar, melebihi seratus persen.
"Ya ini memang sesuai dengan visi Pak Presiden yang mau membangun Indonesia ini dari luar, tujuannya agar perkembangan tidak hanya terpusat tetapi merata dari Barat sampai ke Timur," kata Ahmad.
Menurut Ahmad pada tahun ini Kementerian Desa berusaha membanganun sistem soal dana desa. Sebab, saat ini, penyaluran dana desa masih mengalami hambatan akibat birokrasi, sehingga dana yang dicairkan dari pusat terhambat di kabupaten/kota.
Selain itu, perangkat desa juga banyak yang belum memahami sistem pengelolaan keuangan yang baik. Dan menurutnya kenaikan anggaran desa dalam APBN 2016 merupakan tantangan bagi kementerian terkait dalam memperbaiki penyaluran dan optimalisasi dana desa.
"Harapan kami, pemerintah cepat memberikan afirmasi anggaran pusat ke daerah. Tantangannya, bagaimama anggaran bisa digunakan desa agar sesuai dengan tujuan untuk pembangunan," tutupnya.