Suara.com - Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis ditengah kondisi makro ekonomi yang masih mengalami flkuktuasi. Kondisi ini ditunjukkan dengan laba operasional yang mengalami pertumbuhan 21,19 persen, dari Rp22,5 triliun menjadi Rp27,3 triliun pada triwulan III/2015.
Guna menjaga kualitas pertumbuhan bisnis ditengah kondisi ekonomi yang masih bergejolak, Bank Mandiri pun terus memperkuat pencadangan untuk menghadapi potensi kenaikan non performing loan (NPL), dimana pada triwulan III/2015, pencadangan Bank Mandiri mencapai 160%.
“Konsistensi dalam disiplin menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkualitas, menjadi salah satu upaya kami dalam mengembangkan bisnis agar dapat menjadi salah satu bank terbaik di Asia Tenggara pada 2020. Upaya ini juga kami yakini mampu menumbuhkan optimisme baru terhadap perekonomian Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin pada paparan kinerja triwulan III/2015 di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Budi menjelaskan bahwa, kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Tanah Air juga semakin tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga menjadi Rp654,6 triliun pada September 2015 dari Rp590,9 triliun di bulan September 2014. Dari jumlah tersebut, total dana murah yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp415,9 triliun atau tumbuh 15,0% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengumpulan dana masyarakat melalui peningkatan kenyamanan bertransaksi, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan kantor cabang, elektronik channel, maupun jaringan layanan lainnya. Bank Mandiri pun terus berupaya untuk memberikan produk atau jasa yang inovatif dalam bertransaksi.
Terkait fungsi intermediasi, hingga akhir September 2015, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp560,6 triliun, tumbuh 10,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebagai Agent of Development, lanjut Budi, penyaluran kredit Bank Mandiri diarahkan kepada sektor yang memberikan dampak besar kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, Mandiri juga menumbuhkan ekonomi kerakyatan dengan membantu pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Adapun penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan penyaluran terbesar dari sisi nominal adalah kredit ke industri pengolahan yang naik Rp16,2 triliun dari Rp96,1 pada September 2014 menjadi Rp112,3 triliun pada September tahun ini. Sementara pertumbuhan dengan persentase tertinggi ada di sektor Jasa-jasa sosial/masyarakat yang meningkat 33,6%, dari Rp4 triliun menjadi Rp5,4 triliun pada September 2015.
Selain itu, untuk lebih memberikan dampak terhadap perekonomian nasional, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp72,7 triliun pada triwulan III/2015. Jumlah ini naik 4,1% dibanding tahun lalu. Bank Mandiri juga terlibat dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2015 dengan total penyaluran KUR sebesar Rp18,5 triliun hingga akhir September 2015.
Tren positif ini, lanjut Budi, mendorong pertumbuhan aset Bank Mandiri yang berkesinambungan. Sampai akhir September 2015, aset Bank Mandiri mencapai Rp 905,8 triliun atau tumbuh 13,5% dibandingkan total aset pada September 2014 yang sebesar Rp 798,2 triliun. Adapun komposisi penyaluran kredit, sebesar 86,2% untuk sektor produktif yang terbagi atas 62,6% untuk kredit modal kerja dan 37,4% kredit investasi. Pencapaian tersebut juga mendorong catatan positif terhadap kinerja keuangan Bank Mandiri di triwulan III 2015, dimana laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp14,6 triliun.