Suara.com - Melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini berimbas pada lesunya penyaluran kredit oleh industri perbankan. Hingga Agustus lalu, pertumbuhan kredit bank umum hanyalah 10 persen secara year on year (yoy).
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, bilang ditengah tekanan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat, banyak pelaku usaha memilih untuk menunggu perkembangan situasi dan tak agresif dalam ekspansi usaha. “Ditambah melemahnya daya beli masyarakat, membuat permintaan kredit terhadap perbankan terus menurun,” kata Josua saat dihubungi Suara.com, Rabu (28/10/2015).
Josua memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi mungkin akan berlanjut sampai akhir tahun. Kalaupun ada stimulus, itu bergantung seberapa besar dan seberapa cepat belanja pemerintah, terutama untuk menggerakkan pembangunan infrastruktur. “Sehingga pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir tahun ini kemungkinan di kisaran 10 -11 persen dibandingkan tahun lalu,” pungkas Josua.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2015, jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum mencapai Rp 3.881,29 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan 10,94 persen dibanding Agustus 2014 yang mencapai Rp 3.498,36 triliun.
Pertumbuhan kredit Bank Umum pada Agustus lalu melambat dibandingkan Agustus 2014. Kala itu pertumbuhan kredit Bank Umum mencapai 14,04 persen dibandingkan Agustus 2013 yang sebesar Rp 3.067,40 triliun.