Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pada semester I 2015, 119 perusahaan BUMN berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 807,4 triliiun. Namun capaian tersebut barulah 37 % dari target pendapatan BUMN untuk tahun 2015.
Rini mengakui, lambatnya realisasi perolehan laba BUMN tersebut tak lepas dari pengaruh perlambatan perekonomian di Indonesia dan global. "Perlambatan ekonomi kali ini telah menekan capaian pendapatan BUMN," kata Rini saat menggelar konferensi pers kinerja satu tahun BUMN di Gedung Kementerian BUMN, di Jakart, Senin (26/10/2015).
Meski pendapatan BUMN masih jauh dari target, namun Rini mengatakan laba bersih yang diraup oleh BUMN cukup menggembirakan yakni mencapai Rp 64,2 triliun atau sekitar 49 % dari target yang sudah ditetapkan sepanjang 2015. "Meski pendapatan belum capai target, laba kita masih on track sesuai terget," ujar Rini.
Selain itu, Konsultan BUMN Rhenald Kasali yang ditunjuk Rini untuk memaparkan kinerja BUMN selama satu tahun mengatakan, untuk aset, Kementerian BUMN mencatat pertumbuhan dari 119 BUMN mencapai Rp2.664 triliun.
"Jadi, angka ini mengalami kenaikan 1,84 persen jika dibandingkan total aset pada 2014 sebesar Rp4.580 triliun. Nilai aset ini bisa melompat lagi kalau perusahaan melakukan revaluasi aset pasca kebijakan diskon pajak untuk revaluasi aset ini," pungkas Rini.
Untuk belanja modal ( Capital Expenditure/capex), 119 perusahaan BUMN ini sudah mengalokasikan dana sebesar Rp322,76 triliun atau 37 persen dari target 2015. Untuk penyerapan belanja modal, BUMN mengkali realisasinya lebih tinggi 11 persen jika dibandingkan dengan pemerintah.