Suara.com - Investasi di bidang pasar modal (saham, obligasi, atau reksadana) bisa jadi pilihan sebagian besar pemilik modal dalam jumlah besar. Walaupun reksadana memberikan solusi pemodal kecilpun bisa berpartisipasi di jenis investasi tersebut.
Namun demikian tetap saja, pasar modal identik dengan investor berdasi dan kondisi saat ini bisa menjadi ujian bagi Anda yang berinvestasi. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menjadi kerugian yang belum terealisasi, alias belum terjadi bila dulunya Anda membeli saham atau reksadana di posisi lebih tinggi.
Bagi investor pemula, mungkin Anda perlu banyak belajar tentang tren naik turunnya harga saham saat kondisi tidak stabil. Seorang investor sebaiknya memilih saham-saham yang sudah terbukti memiliki fundamental baik dan berkapitalisasi besar supaya nilai imbal balik investasinya relatif stabil.
Sebagai pemula apakah seorang investor mengerti cara menentukannya? Cara paling mudah adalah dengan melihat latar belakang perusahaan tersebut apakah punya catatan pertumbuhan bsnis yang bagus atau tidak. Perusahaan dengan kategori fundamental baik biasanya berujung pada peningkatan kinerja saham yang baik pula.
Namun, itu mungkin akan menjadi lebih sulit manakala kondisi keuangan negara sedang tidak baik. Nah, apa yang mesti dilakukan kalau hal tersebut terjadi? Ini dia pembahasannya.
1. Pilih Saham dengan fundamental baik
Bagi investor mencari saham dengan fundamental baik sangatlah ketat persaingannya. Saham jenis ini tidak perlu terlalu dikuatirkan meski dalam perjalanan nilainya bisa saja turun. Keunggulan lainnya berdasarkan nilai historisnya saja seorang investor pemula sekalipun sudah bisa melihat bahwa saham tersebut juga sempat turun di masa-masa lalu tetapi tetap bisa kembali dan berkinerja baik.
Ingat petuah bijak dari raja investor dunia, Warrent Buffet. Saat orang lain takut, Anda harus serakah dan saat investor lain serakah, Anda justru harus waspada. Implikasinya adalah jika nilai saham ini turun, biasanya investor justu membelinya dengan keyakinan yang sama bahwa nilainya akan kembali naik. Pelajaran yang bisa dipetik adalah jangan buru-buru menjual saham kategori ini bila nilainya sedang turun.
Hal ini berlaku juga sebaliknya yaitu bila harganya sudah naik sedikit, jangan rakus untuk menjualnya apalagi bila target keuntungan Anda belum tercapai dengan pertimbangan takut harga saham akan turun drastis. Begitulah dunia trading saham, faktor psikologis banyak berperan di dalamnya. Coba anda review lebih jauh dan sedikit bersabar sampai beberapa tahun lagi agar bisa merealisasikan potensi keuntungan yang lebih besar. Jika ekonomi nasional membaik, maka saham-saham yang biasanya lebih cepat pulih adalah saham dengan fundamental yang baik. Saat keberuntungan datang disitulah buah manis dari sebuah kesabaran.
2. Jangan Terpengaruh Tren di Pasar modal dan Jangan Serakah