Suara.com - PT Maybank Asset Management meyakini Indonesia akan menjadi salah satu pasar utama bagi pengembangan produk syariah di dunia.
"Kami percaya bahwa Indonesia akan menjadi salah satu pasar utama bagi pengembangan produk-produk Syariah di dunia. Indonesia merupakan "ASEAN Gateway" yaitu sebagai negara ekonomi terbesar di ASEAN yang akan terus berkembang dan memberikan peluang untuk perluasan pasar," kata CEO Maybank Asset Management Group, Nor Azamin Bin Salleh diskusi bertajuk "Investasi Syariah Di Tengah Kondisi Pasar Modal yang Menantang" di Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan bahwa data "Indonesia Consumer Report McKinsey" tahun 2014 menunjukan Indonesia menghasilkan 33 persen dari jumlah PDB ASEAN dan memiliki pertumbuhan kelas konsumsi sebesar lima juta orang per tahun, yang jumlahnya hampir sama dengan jumlah populasi di Singapura.
"Dengan populasi kelas menengah yang sangat besar dan kebutuhan investasi yang terus meningkat, kehadiran produk syariah akan menjadi momentum penting bagi pengembangan produk syariah di Indonesia," katanya.
Berdasarkan data dari Pusat Pengembangan Ekonomi Syariah Dubai, Uni Emirat Arab, lanjut Nor Azamin Bin Salleh, aset keuangan syariah diproyeksikan meningkat dari 1,66 triliun dolar AS di tahun 2013 menjadi 3,5 triliun dolar AS pada 2019 dengan tingkat pertumbuhan diantisipasi sekitar 15 persen per tahun.
Sementara data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan hingga Maret 2015 nilai total saham syariah yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp3.037,46 triliun dan sukuk korporasi sebesar Rp7,1 triliun.
Dalam tiga bulan terakhir, nilai transaksi harian saham-saham yang termasuk dalam daftar efek syariah (DES) mencapai lebih dari Rp2,8 triliun.
Nor Azamin Bin Salleh juga menyampaikan penelitian Maybank Kim Eng Securities menyatakan bahwa dalam jangka panjang, potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih sangat kuat yang didukung oleh fundamental yang kokoh serta kebijakan fiskal dan makro ekonomi yang stabil.
Selain itu, lanjut dia, dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan alokasi pembiayaan infrastruktur sebesar delapan persen dalam RAPBN 2016, dari Rp290 triliun menjadi Rp314 triliun, akan menciptakan dampak ekonomi yang positif yaitu mendorong lebih banyak "foreign direct investment" (FDI) dan membantu menciptakan banyak lapangan kerja.
Melihat hal itu, Nor Azamin Bin Salleh mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan produk reksa dana baru, yakni Maybank Syariah Equity Fund. Diharapkan produk itu dapat memperluas penetrasi produk-produk syariah di Indonesia.
Direktur Utama Maybank Asset Management, Denny R Thaher menambahkan bahwa sejalan dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi dan kesadaran investasi yang terus meningkat, kebutuhan terhadap produk syariah tentunya akan terus bertambah besar.
"Melalui edukasi dan sosialisasi yang konsisten, produk syariah akan memiliki pasar yang kuat dan loyal. Maybank secara konsisten juga akan terus berusaha menghadirkan produk-produk reksa dana yang menarik yang dapat menjadi referensi utama bagi para nasabah dengan horizon investasi jangka panjang," katanya. (Antara)
Indonesia Diprediksi Jadi Pasar Utama Syariah
Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 20 Oktober 2015 | 02:19 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Peluang RI Jadi Pusat Global Keuangan dan Ekonomi Syariah Terbuka Lebar
31 Oktober 2024 | 16:52 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI