Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin ada hal yang menarik terkait kinerja impor minyak dan gas (migas) pada bulan September 2015. Pasalnya, berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh BPS, impor hasil minyak (BBM) mengalami penurunan sekitar 14,55 persen, tetapi impor minyak mentah mengalami kenaikkan sebesar 10,54 persen.
“Menarik memang kalau kita melihat data impor migas kita. Kalau impor hasil minyak ini turun, itu untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) bisanya, tapi disisi lain impor minyak mentah kita naik,” kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Kamis (15/10/2015).
Dia menjelaskan, hal tersebut lantaran, Indonesia sudah memiliki dua kilang minyak baru yakni di Cilacap dan Tuban. Sehingga membutuhkan impor minyak mentah untuk diolah menjadi produk jadi di dalam negeri.
“Kalau teman-teman sudah tahu, kita ini kan sudah punya dua kilang baru di Tuban dan di Cilacap. Nah dengan adanya pengilangan baru ini, jadi ada efisiensi walaupun kualitasnya enurun, hasil minyak impornya menurun. Ini suatu hal yang sangat baik ya untuk di sektor migas kita ke depannya,” katanya.
Suryamin menjelaskan, nilai impor Indonesia pada September 2015 mencapai 11,51 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sekitar 7,16 persen jika dibandingkan pada Agustus 2015. Demikian pula juga dibandingkan pada September 2014, angka ini mengalami penurunan sekitar 25,95 persen.
Untuk impor migas pada September 2015 mencapai 9,60 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sekitar 6,72 persen jika dibandingkan Agustus 2015. Demikian pula apabila dibandingkan oada September 2014, angka ini mengalami penurunan sekitar 47,63 persen.