Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E Halim menilai, paket kebijakan ekonomi jilid III yang dirilis pemerintah Jokowi-JK lebih realistis untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi nasional.
"Ini kesempatan konsolidasi ekonomi nasional beberapa bulan ke depan menjelang 2016 di mana perkiraan kenaikan 'The Fed Rate' akan diberlakukan," katanya di kampus UI Depok, Jumat (9/10/2015) pagi.
Menurut dia, penguatan rupiah terhadap dolar perlu terus dijaga khususnya di tengah perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global. Penguatan sektor riil menjadi satu satunya cara untuk menahan spekulasi di sektor pasar uang dan pasar modal.
"Ini yang dibutuhkan saat ini. Kalkulasi risiko-risiko lainnya tetap perlu dilakukan. Begitu juga respon cepat untuk kebijakan-kebijakan jangka pendek seperti dalam paket ketiga ini," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah perlu terus mendorong kebijakan ekonomi di sektor riil khususnya yang sangat mempengaruhi daya beli rumah tangga. Sejumlah langkah bisa dilakukan, misalnya dengan mendorong penyerapan tenaga kerja untuk investasi yang bersifat perluasan usaha (bukan investasi baru karena efeknya masih butuh waktu), menahan laju pemutusan hubungan kerja, mendorong usaha mikro, kecil dan menengah, penguatan daya beli khususnya masyarakat berpenghasilan rendah melalui paket 'cash transfer' atau paket lainnya untuk stimulus daya beli.
"Paket kebijakan ketiga dapat memperkuat sisi konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang ekonomi nasional," jelasnya.
Dikatakannya, kebijakan ini diharapkan masyarakat terus dapat memenuhi kebutuhannya dan segera keluar dari tekanan sejumlah persoalan seperti kenaikan harga, penurunan pendapatan dan sebagainya.
Untuk itu, katanya, paket kebijakan ini tentunya membutuhkan dukungan semua pihak sehingga upaya menjaga dan memperkuat ekonomi nasional dapat terus ditingkatkan. (Antara)
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III Dinilai Lebih Realistis
Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 09 Oktober 2015 | 08:53 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI