Akibat Kabut Asap, Jumlah Penumpang Pesawat Turun 1,20 Persen

Kamis, 01 Oktober 2015 | 14:50 WIB
Akibat Kabut Asap, Jumlah Penumpang Pesawat Turun 1,20 Persen
Landasan pacu tidak beroperasi karena diselimuti kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9). (Antara/Rony Muharrman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan data yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penumpang angkutan udara domestik pad Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 1,20 persen atau sekitar 6,3 juta penumpang.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, penurunan jumlah penumpang yang paling besar terjadi di Bandara Kualanamu-Medan dan Soekarno-Hatta.

"Kalau di Kualanamu-medan itu penurunannya sebesar 2,59 persen. Kalau yang di Soeta itu 2,14 persen," kata Suryamin saat konferensi pers di kantornya, Kamis (1/10/2015).

Suryamin menjelaskan, penurunan jumlah penumpang yang terjadi Kualanamu-Medan tersebut lantaran adanya kabut asap yang mengganggu penerbangan di wilayang sekitar Sumatera tersebut.

"Karena ada kabut asap, makanya penggunaan angkutan udara menurun. Mereka kebanyakan jadi menempuh jalur darat. Sama halnya juga dari Jakarta pasti juga akan berimbas," katanya.

Selain membuat jumlah penumpang mengalami penurunan, dampak dari kabut asap juga membuat harga tiket pesawat mengalami penurunan tarif bawah. Hal ini telah memicu deflasi pada September 2015.

"Jadi Deflasi kita itu bulan ini sebesar 0.05 persen ini disebabkan adanya penurunan harga tiket tarif bawah. Penurunan terjadi di 30 kota IHK. Tertinggi itu di Palembang. Kami duga ya salah satu faktor pemicunya ini ada asap itu. Jadi penumpangnya kan berkurang," katanya.

Suryamin menjelaskan, dampak dari adanya kabut asap ini memberikan efek yang sangat luas, selain pada industri penerbangan, juga memberikan dampak terhadap perekonomian. Pasalnya wilayah Sumatera dan Kalimatan menjadi roda perekonomian yang sangat penting.

"Wilayah ini kan penghasil karet dan kelapa sawit. Nah, sekarang harga CPO dunia kan lagi turun, ditambah di Indonesia ada kebakaran hutan ini pasti akan berdampak kepada perekonomian," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI