Suara.com - Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mendesak pimpinan DPR untuk segera mengadakan pertemuan konsultasi dengan pimpinan BPK dan meminta lembaga tersebut mengaudit kinerja BI.
Fraksi PDI Perjuangan meminta audit kinerja Bank Indonesia karena menilai kebijakan-kebijakan Bank Indonesia belum ampuh untuk menjaga nilai mata uang rupiah atas dolar Amerika Serikat.
"Sepanjang tahun ini, rupiah melemah lebih dari 18 persen bila dibandingkan kurs awal di Januari 2015. Padahal sepanjang 2014, rupiah hanya melemah sekitar 1.74 persen yaitu dari Rp12.160 per dolar Amerika Serikat awal tahun 2014 menjadi Rp12.385 per dolar AS pada awal Januari 2015," kata Hendrawan Supratikno di gedung DPR, Selasa (29/9/2015).
Dalam kondisi melemahnya mata uang rupiah, kata dia, berkali-kali antisipasi Bank Indonesia meleset.
Melemahnya nilai rupiah akhir-akhir ini, katanya, telah menimbulkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Muncul kekhawatiran dalam waktu tidak lama lagi rupiah menembus Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat.
Hendrawan juga menuturkan melemahnya rupiah tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti antisipasi investor atas rencana kenaikan suku bunga AS sebagai imbas normalisasi kebijakan moneter di AS, kuantitatif ECB, ketidakjelasan penyelesaian krisis utang Yunani, dan kebijakan devaluasi Yuan.
Faktor lain yang memicu melemahnya nilai rupiah ialah harga komoditas ekspor utama Indonesia mengalami pelemahan.
"Ada juga beban pembayaran utang dan dalam dolar, bunga dan cicilannya serta kebutuhan terhadap dolar pada sektor korporasi, termasuk BUMN yang terus meningkat," katanya. (Nur Habibie)