Pemerintah Siap Sebar Duit Rp1 T Buat Pengusaha yang Hindari PHK

Senin, 28 September 2015 | 18:25 WIB
Pemerintah Siap Sebar Duit Rp1 T Buat Pengusaha  yang Hindari PHK
Demo buruh di Istana. (Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berencana mengucurkan anggaran sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan buat membiayai ekspor bagi perusahaan yang berkomitmen tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Direktur Pelaksana I Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Dwi Wahyudi mengungkapkan, pemerintah mempersiapkan program pembiayaan ekspor bagi pengusaha yang menjadi korban perlambatan ekonomi, seperti anjloknya harga komoditas, permintaan turun.

"Kita dapat penugasan khusus untuk ketahanan eksportir nasional. Bantuannya fasilitas pembiayaan eskpor bagi eksportir korban dari penurunan harga komoditas, permintaan turun, sehingga mereka bisa lebih tahan dan tidak PHK karyawan," katanya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (28/9/2015).

Dwi mengatakan, dana tersebut memang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membantu para eksportir. Sebab, selama ini jatuhnya harga komoditi dikhawatirkan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Salah satu program intinya kita siap menyalurkan. Nanti estimasi untuk enam bulan tahun pertama Rp1 triliun. Sifatnya untuk ketahanan usaha," ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat ini Komite Pembiayaan ekspor sedang melakukan pemetaan perusahaan-perusahaan mana saja yang nantinya akan mendapatkan suntikan modal tersebut.

LP3EI mempunyai anggaran Rp1 triliun yang bakal disalurkan kepada pengusaha di seluruh Indonesia yang memenuhi syarat. Dana tersebut disiapkan untuk 6 bulan pertama.

"Nanti ditentukan komoditas mana atau pelaku usaha mana yang dapatkan pembiayaan awal Oktober 2015. Yang pasti sektor padat karya, perusahaan yang pakai komponen dalam negeri dan sedang kesulitan menanggung harga komoditas yang turun,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI