Suara.com - Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan hari ini, Senin (28/9/2015), berada di level Rp14.720 per dolar AS. Jika dibandingkan dengan level penutupan hari Jumat (25/9/2014) lalu di level Rp14.693, mata uang Garuda melemah 0,18 persen.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Dia mengatakan butuh penanganan yang serius agar pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu dalam.
“Terus terang saja saya sangat prihatin melihat kondisi rupiah yang berada di level 14.700 per dolar AS ini. Harus ada perubahan dan ini akan membutuhkan suatu tingkat keseriusan bagi kita semua, tingkat kesungguhan yang berbeda dengan kondisi normal ataupun sulit. Hal ini agar pelemahan rupiah tidak semakin dalam,” kata Lembong.
Ia mengatakan kondisi kondisi perekonomian saat ini sedang dalam kondisi yang tidak normal. Lembong menjelaskan, pelemahan mata uang rupiah merupakan cerminan dari sudah berubahnya fundamental dan daya saing Indonesia.
"Kenapa mata uang kita melemah terus? Itu yang harus terjadi untuk meningkatkan daya saing kita di pasar global," katanya.
Oleh sebab itu, Lembong mengajak semua pihak, khususnya pemerintah, untuk saling bekerjasama dan berkomitmen untuk membangkitkan kondisi perekonomian.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada seluruh institusi pemerintah untuk tetap melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya meski ditengah gempuran perekonomian yang tidak stabil saat ini.
"Ada perubahan fundamental dalam kondisi kurs, kita mesti meningkatkan level keseriusan kita. Ini memprihatinkan. Semoga kita bisa melayani negara kita dalam kondisi genting ini. Seluruh masyarakat menanti dan mengharapkan kepada kita," katanya.