Telur Palsu Resahkan Warga Gianyar

Ardi Mandiri Suara.Com
Jum'at, 25 September 2015 | 10:00 WIB
Telur Palsu Resahkan Warga Gianyar
Ilustrasi telur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar, Bali, memantau pasar tradisional setempat dalam menanggapi isu telur palsu yang beredar di media sosial belakangan ini.

"Tim yang terdiri atas utusan instansi terkait menyusuri setiap penjual telur di Pasar terbesar di Gianyar, namun tidak menemukan adanya indikasi telur palsu yang beredar di Pasar Gianyar," kata Kepala Disperindag Kabupaten Gianyar, I Wayan Suamba, Jumat (25/9/2015).

Ia mengatakan, pemantauan yang dilakukan itu untuk memberikan kepastian kebenaran dari isu tersebut sehingga masyarakat tidak resah.

Dari sejumlah pedagang termasuk pemasok telur di Pasar Umum Gianyar, satupun tidak ditemukan adanya telur palsu tersebut.

"Dengan adanya isu ini, kami berharap pemasok, pedagang dan masyarakat juga sama-sama mengawasi telur dan semua jenis makanan yang kita konsumsi demi kesehatan bersama," harap Wayan Suamba.

Ia menjelaskan, di Pasar umum Gianyar terdapat lima pemasok telur berasal dari Tampaksiring, Bangli, Tabanan dan Abiansemal yang rata-rata setiap harinya memasok masing-masing 1.000 butir.

Masing-masing pemasok maupun pedagang juga telah melakukan seleksi terhadap telur sebelum dijual di pasar. Pihaknya juga akan melakukan pembinaan terhadap pedagang, pemasok termasuk peternak untuk sama-sama mengawasi setiap barang yang akan diperdagangkan kepada masyarakat luas.

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Perbekalan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Sri Arbony menambahkan, dari sejumlah telur yang dicek tidak ditemukan indikasi adanya telur palsu.

Biasanya telur palsu mempunyai tekstur kulit yang halus dan jika direbus tidak terdapat rongga udara di dalamnya. Selain itu, dari segi ukuran, telur palsu tersebut memiliki bentuk dan besar yang sama karena menggunakan cetakan.

Sedangkan telur yang asli mempunyai tekstur kulit yang lebih kasar, bentuk dan besarnya juga tidak sama serta jika direbus terdapat rongga udara di dalamnya.

Salah satu pemasok telur, Wayan Kusumadana asal Bangli menjelaskan, telur yang dipasok ke Pasar Umum Gianyar telah melalui pengecekan sebelumnya.

Sejauh ini, tidak pernah ditemukan adanya telur palsu seperti isu yang beredar. Selaku pemasok, Kusumadana mengaku juga telah melakukan pengecekan terhadap kualitas telur yang didatangkan dari sejumlah daerah sebelum dijual di pasaran.

Kusumadana juga mengaku, sejauh ini tidak ada keluhan dari pelanggannya terkait dengan kualitas telur yang dia jual.

Desak Alit asal Desa Tulikup, salah satu pedagang telur di Pasar Umum Gianyar mengatakan, sekitar 500-900 butir telur terjual setiap harinya. Meski beberapa waktu lalu, harga telur ayam kampung mengalami peurunan namun saat ini sudah kembali normal.

Ia mengaku sangat menyanyangkan adanya isu telur palsu tersebut, karena dikhawatirkan akan merusak citra dan harga di pasaran. (Antara) 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI