Suara.com - Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Bustanul Arifin menilai Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik belum bisa mencukupi kebutuhan beras nasional dan belum bisa menjalankan amanat pemerintah untuk menyuplai beras raskin ke 13 dan 14. Hal tersebut lantaran cadangan beras yang dimiliki Bulog hanya sekitar 1,7 juta ton.
"Stok kita saja baru 1,7 juta ton. Itu sebenarnya nggak cukup menurut saja. Idealnya itu sekitar 2,7 juta ton. Sekarang kalau di bawah dua juta dan itu sudah terpakai bagaimana mencukupi kebutuhan nasional dan beras 13 dan 14. Kalau mau ya harus ekstra ngumpulinnya," kata Bustanul di gedung BPS, Selasa (22/9/2015).
Menurut Bustanul kalau pemerintah tetap meminta Perum Bulog mencukupi kebutuhan beras, akan memicu impor beras pada tahun ini.
"Ya kalau mau cukupi raskin 13 dan 14 itu ya pemerintah harus impor. Tapi ini menjadi kesalahan pemerintah, kok raskin bisa sampai impor. Nah ini karena estimasinya yang salah. Kalau mau ya tingkatkan cadangan berasnya," katanya.