Suara.com - Saham-saham di Hongkong melemah 1,40 persen pada pembukaan perdagangan Senin (21/9/2015) setelah keputusan Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga pekan lalu memicu kekhawatiran baru tentang ekonomi global.
Indeks acuan Hang Seng di Hongkong tercatat turun 306,40 poin menjadi 21.614,43 dalam beberapa menit pertama perdagangan. Sementara indeks komposit Shanghai turun 0,83 persen atau 25,83 poin menjadi 3.072,09, karena berlanjutnya kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok daratan serta tindakan keras egulator pada kegiatan pasar ilegal.
Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, kehilangan 1,26 persen atau 21,16 poin, menjadi 1.657,94.
Sementara di negara tetangga Cina, Korea Selatan bursa saham dibuka lebih rendah pada Senin, dengan Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 17,24 poin atau 0,86 persen menjadi 1.978,71 dalam 15 menit pertama perdagangan.
Mata uang Korea Selatan dikutip pada 1.171,85 won terhadap dolar AS pada pukul 09.15 waktu setempat, turun 9,05 won dari tingkat penutupan Jumat.
Tingkat paritas tengah nilai tukar mata uang Tiongkok renminbi atau yuan, melemah 69 basis poin menjadi 6,3676 terhadap dolar AS senin ini menurut Sistem Perdagangan Valuta Asing Cina.
Di pasar spot valuta asing Cina, yuan diperbolehkan untuk naik atau turun sebesar dua persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Bank sentral Cina, People's Bank of China (PBoC), mereformasi sistem pembentukan nilai tukar pada 11 Agustus menjadi lebih mencerminkan perkembangan pasar dalam nilai tukar yuan Tiongkok terhadap dolar AS.
Tingkat paritas tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang dari harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar setiap hari kerja dan juga mengacu pada tingkat penutupan pada hari sebelumnya, dalam hubungannya dengan kondisi penawaran dan permintaan serta pergerakan mata uang utama. (Antara)