Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengakui bahwa avtur yang dijual oleh PT Pertamina mahal. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada PT Pertamina agar membuka berapa selisih dan biaya yang dikeluarkan untuk avtur tersebut.
"Kalau Pertamina open book kan bagus, sebetulnya berapa margin dan cost-nya," kata Sudirman saat ditemui di gedung DPR, Kamis. (17/9/2015).
Sudirman menjelaskan, penyebab mahalnya avtur yang dijual Pertamina dibandingkan negara lain lantaran Pertamina sudah memperhitungkan penjualan avtur di bandara-bandara termasuk di wilayah yang susah. Sedangkan swasta hanya bermain di wilayah-wilayah yang menguntungkan.
"Semua player baik swasta dan Pertamina harus memberikan harga yang se-efisien mungkin. Saya bisa mengerti kenapa Pertamina avturnya mahal. Semua pemain bisa konsentrasi ke tempat-tempat yang gemuk dan mudah," katanya.
Sudirman mengatakan, Indonesia sangat luas dan terdiri dari pulau-pulai yang sangat banyak. Tidak bisa disamakan seperti Singapura dan Malaysia. Hal inilah yang membuat harga avtur Pertamina menjadi mahal karena harus didistibusikan ke berbagai wilayah.
"Ini jelas tidak bisa dibandingkan dengan negara yang jualannya hanya di bandara besar saja. Tentu tidak bisa," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi dan simpati dengan Pertamina yang mensuplai BBM di seluruh wilayah di Indonesia.
"Saya simpati dengan Pertamina, dia kan harus menanggung dari ujung ke ujung. Yang swasta tidak berani, sedangkan dia wajib masuk," katanya.