Suara.com - Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang menanggapi peryataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Rizal mengatakan dua proyek Pertamina membuang-buang uang dan berindikasi kolisi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Bambang menjelaskan dua proyek Pertamina yakni penambahan fasilitas penyimpanan (storage) bahan bakar minyak (BBM) sebesar 2,4 miliar dolar AS dan pembangunan pipa untuk pendistribusian BBM sudah dijalan yang benar. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan energi nasilan yang saat ini masih sangat rendah yang dimiliki Pertamina, yakni hanya cukup untuk 20 hari saja.
"Itu (Storage) merupakan kebutuhan. Konsumsi BBM di Indonesia terus meningkat, oleh sebab itu kita juga harus meningkatkan cadangan minyak kita. Pertamina sekarang storagenya hanya cikup hanya 20 hari saja, makanya penambahan storage itu sangat dibutuhakan," kata Bambang saat ditemui di kantornya, Jumat (11/9/2015).
Sementara untuk pembangunan pipa penyaluran distibusi ke BBM saat ini sangat dibutuhkan agar penyaluran BBM ke daerah-daerah terutama di wilayah Indonesia timur menjadi lebih mudah.
"Ini hanya agar penyaluran dan pendistribusian BBMnya menjadi lebih mudah. Jadi langsung melalui pipa," katanya.
Ia mengakui pembangunan pipa dan storage BBM ini membutuhkan dana investasi yang besar dan tidak termasuk dalam program prioritas pemerintah. Tapi, lanjut dia, PT Pertamina akan melakukan banyak kerjasama dengan perusahaan energi dalam negeri yang memiliki fasilitas penyimpanan BBM. Hal ini dilakukakn untuk mengakali dana investasi yang besar untuk pembangunan storage.
"Kita kerjasama dengan perusahaan dalam negeri. Jadi kita pakai storagenya, kita pakai untuk menyimpan BBM. Kerjasamanya dengan cara kita suplai BBM ke mereka, kalau suplainya belum dipakai sama mereka kita suplai ke tempat lain. Biayanya lebih murah, mereka tak perlu keluarin biaya inventori, harga jadi lebih murah, ketahanan energi juga naik dan transaksinya pakai rupiah juga," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa storage ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia untuk meningkatkan cadangan minyak ditengah konsumsi BBM yang terus meningkat. Ia mencontohkan, negara-negara seperti Amerika, Jepang, Malaysia dan Singapura sudah memiliki cadangan minyak hingga 3-6 bulan ke depan, hal ini lantaran memiliki storage yang memadai.
"Dinegara-negara ASEAN saja paling dikit punya stok BBM sampai 45 hari. Pemerintah ingin stok BBM meningkat secara bertahap. Makanya kita tingkatkan pelan-pelan. Rencananya 30 hari dulu," ungkapnya.
Sebelumnya, Menurut Rizal, rencana tersebut dinilai sebagai tindakan yang membuang uang dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Ia menilai, storage BBM yang dimiliki Pertamina secara nasional sebesar 18-20 hari sudah cukup.
"Menurut saya storage Pertamina sudah cukup. Ngapain buang uang 2,4 Miliar dolar AS hanya untuk meningkatkan menjadi 30 hari. Harusnya yang jual minyak ke Indonesia yang bangun, bukan Pertamina," kata Rizal, Kamis (10/9/2015) kemarin.
Terkait pembangunan pipa yang akan digunakan untuk mendistribusikan BBM. Hal tersebut lantaran, menurutnya, infrastruktur distribusi BBM Pertamina saat ini sudah bagus.
"Kemudian usulan mau bangun Pipa BBM se-Indonesia? Sudah bagus kok. Kalau bangun di seluruh Indonesia bisa bangkrut nih." Katanya.
Menurutnya, jika pipa-pipa tersebut dibangun, faktor keamannya yang perlu diperhatikan. Karena, pipa tersebut dinilai sangat rawan. "Kalau ada yang tanam bom di sana habis lah itu Pertamina," katanya.