Menko Rizal Usul Revisi Proyek Listrik 35 Ribu MW Jadi 16 Ribu MW

Senin, 07 September 2015 | 14:30 WIB
Menko Rizal Usul Revisi Proyek Listrik 35 Ribu MW Jadi 16 Ribu MW
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan, pembangunan proyek listrik 35 ribu megawatt (MW) tidak realistis jika dibangun dalam waktu lima tahun. Hal tersebut, menurut Rizal justru menambah beban PT PLN yang saat ini tengah melakukan pembangunan pembangkit listrik sebesar 7 ribu .

Rizal malah mengusulkan agar proyek itu direvisi menjadi 16 ribu (MW) dan menggulirkan Proyek Percepatan dan Diversifikasi Listrik (PPD-Listrik) untuk memenuhi listrik nasional.

"Jadi, berdasarkan hasil kajian yang realistis dibangun selama lima tahun ini sebesar 16.167 MW yang probabilitasnya tinggi dapat melayani beban puncak 2019," kata Rizal usai rapat koordinasi proyek listrik 35 ribu MW di kantornya, Senin (7/9/2015).

Rizal mengatakan, jika proyek listrik 35 ribu MW tetap dipaksakan dan dibangun dengan estimasi lima tahun dapat menambah beban PT PLN bahkan bisa berujung pada kebangkrutan.

Hal tersebut lantaran, saat ini PLN sedang membangun pembangkit listrik sekitar 7 ribu MW, ditambah lagi harus membangun listrik 35 ribu MW.

Dengan adanya pembangunan tersebut, menurut Rizal pada 2019, kebutuhan listrik rill meningkat menjadi 74.525 mw.

"Padahal, kebutuhan sampai 2019 pada beban puncak hanya 74.525 MW. Maka akan ada kapasitas yang idle sebesar 21.331 MW. Sesuai aturan yang ada, PLN harus membeli listrik yang dihasilkan swasta. Inilah yang saya maksudkan bisa membuat PLN bangkut," ungkapnya.

Senada dengan Rizal, Dirut PLN Sofyan Basyir mengatakan, sesuai ketentuan yang ada, PLN diharuskan membeli 72 persen dari listrik yang diproduksi swasta. Ketentuan ini berlaku baik untuk listrik yang digunakan PLN maupun yang tidak digunakan.

"Nah kewajiban pembayarannya itu sekitar 10,763 miliar dolar AS. Tetap 35 ribu itu menjadi target pemerintahnya," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI