Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB, 3/9/2016), karena pasar ekuitas global yang stabil menurunkan permintaan untuk mata uang "safe haven" seperti yen Jepang.
Saham-saham AS dan Eropa diperdagangkan lebih tinggi pada Rabu setelah mengalami penurunan tajam hari-hari sebelumnya. Yen Jepang melemah terhadap greenback untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir karena kekhawatiran investor mereda.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,37 persen menjadi 95,805 pada akhir perdagangan.
Di sisi ekonomi, produktivitas tenaga kerja sektor bisnis non pertanian AS meningkat pada tingkat tahunan 3,3 persen di kuartal kedua 2015, mengalahkan ekspektasi pasar 2,8 persen, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Rabu.
Sementara itu, lapangan kerja sektor swasta AS meningkat 190.000 pekerjaan pada Agustus dari Juli, gagal mencapai konsensus pasar 210.000, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP untuk Agustus yang dirilis Rabu.
Data ADP diawasi dengan ketat sebagai pra-indikator untuk data penggajian non pertanian yang akan keluar pada Jumat. Beberapa analis mengatakan bahwa laporan ADP yang lemah bisa mendukung keputusan bank sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunganya.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1240 dolar AS dari 1,1309 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5305 dolar AS dari 1,5316 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia beringsut turun menjadi 0,7034 dolar AS dari 0,7041 dolar.
Dolar AS dibeli 120,23 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,69 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,9692 franc Swiss dari 0,9607 franc Swiss dan naik menjadi 1,3281 dolar Kanada dari 1,3181 dolar Kanada. (Antara)