Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan sektor yang menjadi penyumbang inflasi pada Agustus 2015 adalah pendidikan, olahraga, dan rekreasi yang mencapai 1,73 persen. Hal itu disebabkan pada bulan itu memasuki tahun ajaran baru sekolah.
Meski sektor pendidikan dan rekreasi terlihat menyumbang inflasi paling besar, sektor tersebut tidak menjadi penyumbang utama inflasi.
"Uang sekolah karena ada tahun ajaran baru untuk SD naik 4,75 persen. Andil 0,04 persen. Naiknya di 58 kota IHK. Kenaikan tertinggi di Malang dan Mataram. Lalu yang SMP juga mengalami kenaikan menjadi 5,4 persen tapi andilnya hanya 0,03 persen di inflasi bulan ini. Untuk SMA naik 4,11 persen andinya 0,03 persen,” kata Suryamin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Sementara penyumbang inflasi terbesar kedua berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,71 persen.
Komponen penyumbang inflasi lainnya yaitu kelompok kesehatan 0,7 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,72 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan minus 0,58 persen.
“Yang transportasi itu minus karena ada penurunan tarif angkutan udara, darat, laut, serta kereta api. Tadinya ada kenaikan tarif saat Lebaran karena ada arus mudik dan balik," katanya.
Sebelumnya, BPS mengumumkan Inflasi pada Agustus 2015 tercatat 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 121,73. Dari 82 kota IHK, tercatat 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 2,29 persen dengan IHK 128,17, dan terendah di Sumenep, Kediri dan Probolinggo masing-masing 0,02 persen dengan IHK masing-masing 118,76, 119,65, dan 120,36. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,77 persen dengan IHK 119,95 dan terendah terjadi di Singkawang 0,01 persen dengan IHK 120,88.