Prihatin Rupiah Merosot, Warga Solo Ini Turun ke Jalan

Minggu, 30 Agustus 2015 | 11:07 WIB
Prihatin Rupiah Merosot, Warga Solo Ini Turun ke Jalan
Seorang warga tampak membawa poster 'Save Rupiah', di ajang Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Minggu (30/8/2015). [Suara.com/Labib Zamani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya menjadi pukulan berat bagi kalangan industri. Hal itu pun turut mengundang keprihatinan warga, antara lain di Solo, Jawa Tengah.

Keprihatinan itu pun mereka tunjukkan lewat aksi di ajang Car Free Day (CFD), di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Beberapa warga hadir membawa poster bertuliskan "Save Rupiah".

Menurut salah seorang warga, Sri Kirno (61), pemerintah sudah saatnya mengambil langkah tegas untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Hal tersebut agar nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak semakin jatuh.

"Sudah waktunya pemerintah itu mengembalikan posisi rupiah seperti semula," katanya kepada Suara.com, di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (30/8/2015).

Kirno menambahkan, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menurun, dikhawatirkan akan berimbas terhadap perekonomian di Indonesia. Semua harga kebutuhan pokok maupun yang lainnya pun bakal turut mengalami kenaikan.

"Harus segera diselamatkan," tegasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Bahtiar, warga Palur, Sukoharjo. Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan serius. Hal tersebut karena dipicu oleh merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini sudah sangat memprihatinkan. Kalau dibiarkan, daya beli masyarakat juga akan menurun, karena barang-barang yang semula murah, (ketika) dolar naik jadi mahal," jelasnya.

Lelaki yang juga menjabat bagian Humas di Kampus Universitas Sebelas Maret Solo ini menambahkan, peredaran uang asing yang masuk ke Indonesia turut mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Imbasnya adalah kondisi ekonomi yang tidak stabil.

"Kondisi ini jangan dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah harus segera melakukan kebijakan untuk menyelamatkan rupiah," tandasnya. [Labib Zamani]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI