Suara.com - Pelemahan nilai mata uang rupiah yang terus turun tiap hari terhadap dolar AS. Terakhir menembus Rp14.000 lebih perdolar AS.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati beranggapan perekonomian di Indonesia tengah memasuki proses kritis.
"Kalau kira meliht perkemban ekonomi kita hari ini bisa mempunyai interpelasi yang beda-beda. Katakan kita menggunakan kriteria krisis, maka indikator itu sudah sangat dekat," ujarnya ketika diskusi bertajuk 'Paket Mujarab Anti Lesu' di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8/2015).
Enny menerangkan kekhawatiran yang terjadi terhadap rupiah memang harus betul-betul cepat ditanggapi dan diantisipasi bersama.
"Apa yang kita khawatirkan emang kalau sudah jadi warning betul ini udah peringatan betul. Kalau Indef kajian kita menggambarkan, kondisi ekonomi kita saat ini kritis," jelas dia.
"Kritis itu memang kalu kita sakit kritis memerlukan penanganan yang betul-betul insentif dan kongkrit. Kalau krisis bisa dead, life dan bisa apapun," Enny menambahkan.
Meski demikian, Enny bisa menjamin ekonomi di Indonesia bisa membaik dengan cara memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"UMKM ini merupakn kelompok usaha terbesar, 99 persen, ini sektor terbesar yang mampu daya penggerak ekonomi kita," jelasnya.