Suara.com - Bursa saham Tokyo terpantau naik sebesar 2,4 persen pada pembukaan perdagangan Jumat (28/8/2015). Kenaikan ini juga dipengaruhi ekonomi AS yang kuat. Sementara Wall Street pun memperpanjang reli global yang melihat lonjakan di pasar saham Tiongkok.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 445,58 poin menjadi 19.020,02, dalam beberapa menit setelah bel pembukaan. Kenaikan di Tokyo terjadi setelah Dow Jones Industrial Average naik 2,27 persen Kamis kemarin.
Sementara laporan Departemen Perdagangan yang menyatakan bahwa ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,7 persen dalam kuartal kedua, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal 2,3 persen.
"Di tengah kekhawatiran atas prospek ekonomi global, pertumbuhan sehat PDB AS mendukung pasar," Nobuyuki Fujimoto, analis pasar senior di SBI Securities kepada Bloomberg.
Hari ini juga harga minyak dunia melonjak lebih dari 10 persen di pasar AS dan Eropa. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober melonjak 3,96 dolar AS menjadi 42,56 dolar AS per barel.
Di sisi lain di pasar uang, dolar naik menjadi 121,07 yen, dari 121,02 yen di New York di mana ia menguat terhadap mata uang utama lainnya karena revisi naik angka PDB. Euro sedikit menguat menjadi 1,1243 dolar dan 136,11 yen, terhadap 1,1239 dolar dan 136,03 yen.
Masih dari Tokyo, inflasi Jepang turun kembali ke nol pada Juli karena meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) akan melepaskan stimulus putaran baru.
Harga bahan bakar dan biaya energi lainnya yang lebih rendah membantu mengendalikan inflasi, data menunjukkan. Pengeluaran rumah tangga juga turun 0,2 persen pada Juli setelah turun 2,0 persen pada bulan sebelumnya.
Ini adalah penurunan bulan kedua berturut-turut dalam pengeluaran keluarga setelah meningkat 4,8 persen pada Mei. Kenaikan Mei merupakan kenaikan pertama sejak Jepang menaikkan pajak penjualan pada April tahun lalu untuk membantu membayar utang nasional yang besar.
Kenaikan pajak penjualan Jepang telah mengerem belanja konsumen pertama kali dalam 17 tahun. Spekulasi meningkat bahwa bank sentral Jepang akan dipaksa untuk memperluas skema pelonggaran moneter. (Antara/AFP)