Harga Minyak Dunia Melonjak Jadi 42,56 Dolar AS Perbarrel

Jum'at, 28 Agustus 2015 | 06:07 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak Jadi 42,56 Dolar AS Perbarrel
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia melonjak lebih dari 10 persen pada Jumat (28/8/2015) pagi di pasaran Amerika Serikat dan Eropa. Kenaikkan ini dipicu karena pertumbuhan kepercayaan daya AS tentang pengguna bahan bakar minyak.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober melompat 3,96 dolar AS menjadi berakhir pada 42,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 4,42 dolar AS menjadi menetap di 47,56 dolar AS per barrel di perdagangan London. Kedua kontrak WTI and Brent ditutup naik 10,3 persen sejak Rabu.

Harga minyak AS telah berada pada atau dekat tingkat terendah selama 6,5 tahun sepanjang pekan. WTI ditutup di bawah 40 dolar AS pada Senin lalu untuk pertama kalinya sejak 2009 dan tinggal di posisi tersebut hingga Rabu.

Reli terjadi setelah Departemen Perdagangan melaporkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 3,7 persen pada kuartal kedua. Data ini jauh di atas estimasi awal naik 2,3 persen.

Pertumbuhan periode April-Juni terutama didorong investasi, belanja pemerintah pusat dan daerah, serta belanja konsumen yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan dalam estimasi awal.

"Data benar-benar membangunkan orang tentang fakta bahwa negara itu (AS) sedang meningkat dan permintaan akan menjadi lebih baik," kata Carl Larry dari Frost and Sullivan.

"Kami sedang melihat banyak permintaan di sana, pertumbuhan ekonomi telah menguat. Kami sedang melihat banyak angka yang menunjukkan tanda-tanda reaksi positif," kata dia.

Angka ekonomi AS yang kuat juga menambah momentum terhadap reli pasar saham global mengangkat bursa-bursa yang telah mengalami kerugian triliunan dolar dalam sebuah gejolak selama pekan lalu.

Para analis mengatakan kontrak minyak juga diuntungkan dari faktor-faktor teknikal setelah perdagangan baru-baru ini membuat komoditas dalam keadaan "oversold". Ini setelah ama bertahan di bawah tingkat psikologis penting 40 dolar AS per barel.

"Para pembeli yang telah mundur dari mencoba menangkap penurunan dinamis sebelumnya, sekarang melangkah kembali masuk," kata Tim Evans, analis pada Citi Futures. (ANTARA/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI