Suara.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian sepanjang 2015 akan mencatat pertumbuhan moderat dengan kisaran 4,9 persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo meyakini, ekonomi domestik akan tumbuh lebih baik pada semester dua 2015 dibandingkan semester sebelumnya yang relatif masih melambat.
"Jadi nanti pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran tengah 4,7-5,1 persen atau ada di kisaran 4,9 persen," katanya dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Menurut Agus, saat ini pemerintah tengah menghadapi tantangan ekonomi dunia yang besar.
Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2015 diprediksi mencapai 3,3 persen, lebih rendah dibandingkan realisasi pada 2014 sebesar 3,4 persen.
Hal tersebut mengindikasikan perkembangan ekonomi dunia belum terlalu menggembirakan.
"Walaupun ada perbaikan di negara maju seperti AS, tapi yang perlu diperhatikan adalah Cina yang 20 tahun terakhir tumbuh di atas 10 persen, terakhir turun 7,4 perse dan di 2015 diproyeksi 6,8 persen. Cina itu ekonomi besar, kalau turun tentu berdampak," kata Agus.
Sejumlah negara berkembang yang dibangggakan seperti Brasil, Turki, India dan Afrika Selatan juga tidak luput dari tekanan akibat melemahnya ekonomi dunia dan sentimen akan kenaikan suku bunga The Fed.
Terkait dengan ekonomi domestik yang melambat pada semester I, Agus menilai hal tersebut akibat belum bisa dicairkannya anggaran dengan cepat.
Bank sentral sendiri, lanjut Agus, akan senantiasa merespons dengan kebijakan yang hati-hati dan konsisten guna menjaga inflasi tetap terkendali.
"Kami juga terus dorong dunia usaha agar lakukan prinsip kehati-hatian dengan minimum hedging (lindung nilai) dan minimum pengelolaan likuiditas. Utamanya kami akan terus lakukan koordinasi dengan pemerintah," kata Agus. (Antara)