Perjalanan Harga Minyak Dunia dari Harga USD 1 Perbarrel

Jum'at, 21 Agustus 2015 | 06:03 WIB
Perjalanan Harga Minyak Dunia dari Harga USD 1 Perbarrel
Perkembangan harga minyak dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah kondisi ekonomi Amerika berlahan membaik, Fed menurunkan suku bunga perlahan sebesar 0,25 poin. Saat ini suku bunga Fed hanya 0,25. "Ini bertahan sampai akhir ini. Padahal normalnya 2 persen," kata Tony.

Namun penurunan suku bunga Fed belum berhasil memperbaiki perekonomian AS. Akhirnya Amerika melakukan quantitative easing atau pencetakan uang.

Quantitative easing ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahun 2009 sebesar 1,6 triliun dolar, 2011 1,6 triliun dolar, dan 2013 80 miliar dolar. AS membeli aset-aset pemerintah yang berbarga. Taitu T-bons (obligasi pemerintah jangka panjang) dan T-bills (obligasi pemerintah jangka pendek).

"Quantitative easing ini biasanya mempengaruhi inflasi, tapi itu tidak berpengaruh di AS saat itu. Kenapa? Karena dolar yang beredar ada di seluruuh dunia, bukan cuma di Amerika," kata Tony.

Memasuki tahun 2014, harga minyak terus turun. Catatan Tony, Juni 2014 115 dolar AS perbarrel, Oktober 2014 80 dolar perbarrel, Desember 2014 66 dolar perbarel, April 2015 55 dolar perbarrel, dan saat ini harga minyak dunia bertahan di kisaran 41 dolar perbarel.

Jatuhnya harga minyak dunia disebabkan ditemukannya energi baru non-konvensional shale oil di Amerika Serikat. Biaya produksinya murah, kata Tony.

Shale oil ini diproduksi dari sedimentasi organik di bebatuan yang kaya kandungan kerogen. Shale oil ini bisa menghasilkan minyak mentah, minyak tanah, dan solar.

"Itu hanya memanaskan bukit atau gunung batu di 3 negara bagian di Colorado, Utah, dan Wyoming. Batu itu dipanasi 700 F. Batu itu mencair menjadi kerogen," kata Tony.

Dengan ditemukannya shale oil, Amerika Serikat menjadi negara yang mempunyai cadangan minyak terbesar sampai 1 triliun barel. Jauh dibandingkan Arab Saudi yang mempunyai 279 miliar barel dan Indonesia yang hanya mempunyai 3,7 miliar barel.

"Amerika akan menjadi produsen minyak, sekarang sudah menjadi pemilik cadangan minyak terbesar di dunia. Ongkos produksinya 20 dolar perbarel," kata Tony.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI