Pasokan AS Meningkat, Harga Minyak Dunia Turun ke Titik Terendah

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 20 Agustus 2015 | 08:47 WIB
Pasokan AS Meningkat, Harga Minyak Dunia Turun ke Titik Terendah
Ilustrasi kilang minyak. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak di New York merosot ke tingkat terendah baru dalam enam setengah tahun terakhir pada Rabu (19/8/2015) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia barat. Merosotnya harga minyak ini dipicu oleh data yang menunjukkan meningkatnya persediaan minyak AS.

Di New York Mercantile Exchange yang menjadi patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 1,82 dolar AS, dan ditutup pada 40,80 dolar AS per barel.  Kontrak turun ke serendah 40,46 dolar AS per barel di awal sesi.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,65 dolar AS menjadi 46,81 dolar AS per barel di perdagangan London.

Penurunan ini terjadi setelah laporan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan stok minyak naik 2,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 Agustus. Data juga menunjukkan kenaikan 300.000 barel di pusat perdagangan yang dipantau cermat di Cushing, Oklahoma.

Para pedagang bersiap untuk pelemahan lebih lanjut dengan berakhirnya musim liburan musim panas.

"Karena kita bergerak ke beberapa bulan berikutnya, permintaan minyak mentah akan menurun, mengkhawatirkan pasar," kata Andy Lipow, kepala konsultasi Lipow Oil Associates di Houston.

Lipow dan analis lainnya memperkirakan harga minyak akan merosot di bawah 40 dolar AS per barel. Faktor-faktor 'bearish' termasuk kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar, pelambatan permintaan di Cina dan bertahannya produksi tinggi di Arab Saudi serta beberapa negara OPEC lainnya.

"Kami melihat kecenderungan beberapa pelemahan lebih lanjut," kata Fred Lawrence, wakil ketua ekonomi dan hubungan internasional di Independent Petroleum Association of America.

Saya, tambahnya, tidak selalu memperkirakann harga akan begerak ke bawah 40 dolar AS untuk jangka waktu yang panjang, tapi jelas siap untuk hal itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI