Suara.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo berancang-ancang menambah utang luar negeri untuk menutupi defisit Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Hal ini guna membiayai kebutuhan negara. Namun Presiden berjanji pemerintah memilih utang dengan bunga rendah.
Pemerintah berjanji dalam menarik utang guna menutup defisit nanti, tidak akan mematok bunga terlalu tinggi dan bebas dari segala kepentingan asing. "Kita upayakan dengan biaya yang lebih rendah dan juga pinjaman yang tidak mengikat," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di gedung DPR, Jumat (14/8/2015).
Ia mengatakan pemerintah berencana mengambil pinjaman bilateral dan multilateral untuk menutupi defisit anggaran 2,1 persen terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia. Menurutnya defisit negara-negara lain di dunia justru lebih tinggi dari Indonesia.
"Kami melihat defisitnya masih masuk akal, dibanding defisit negara-negara lain. Kita menutupi defisit diupayakan dengan biaya yang lebih rendah, bunga lebih rendah dan pinjaman yang enggak mengikat," kata Bambang.
Adapun pinjaman yang tidak mengikat, lanjut Bambang berupa pinjaman yang diperoleh dari negara lain. Salah satu yang sering dimintai pinjaman yaitu World Bank.
"Iya semacam itu (World Bank)," katanya.