Suara.com - Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015, Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,5 persen. Angka ini mengalami penurunan dari target tahun 2015 yakni sebesar 5,7 persen. Hal tersebut ditentukan berdasarkan hasil proyeksi kondisi perekonomian global sekitar 3,8 persen.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit menilai target pertumbuhan yang dipatok pemerintah terlalu muluk-muluk dan ekspektasi yang terlalu tinggi. Menurut Ahmadi jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi pada semester I tahun ini saja ekonomi hanya tumbuh 4,6 persen.
“Kalau saya melihat itu terlalu muluk-muluk. Dana saya melihatnya juga terlalu optimis. Saya katakan kalau sekarang kita perkirakan pertumbuhan ekonomi tidak mencapai angka 5. Kemudian menetapkan 5,5 di tahun berikutnya. Sementara kondisi perekonomian dunia tidak membaik, kita cemas juga apakah itu akan tercapai," kata Ahmadi saat ditemui di gedung DPR, Jumat (14/8/2015).
Ditambah lagi, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun pun diperkirakan tidak sampai 5 persen. Hal inilah yang membuat Ahmadi mengatakan target tersebut terlalu tinggi.
"Saya kira nggak sampai 5 persen semester II ini, di angka 4,8 persen, 4,9 persen sudah jago betul," katanya.