Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima hasil studi kelayanan terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari Pemerintah Cina. Penyerahan itu dilakukan di kantor Kepresidenan Jakarta, Senin siang.
"Presiden menerima Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Tiongkok Xu Shaoshi yang menyampaikan hasil studi kelayakan perusahaan Tiongkok kepada Pemerintah Indonesia," kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil dalam konferensi pers bersama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/8/2015).
Sementara itu Menteri Xu Shaoshi menjelaskan sebagai utusan Presiden Cina, dirinya bertemu Presiden Jokowi untuk menyerahkan hasil studi kelayakan sesuai yang dijanjikan. Ia menyebutkan dalam delapan bulan terakhir, dua pemimpin negara sudah melakukan tiga kali pertemuan untuk meningkatkan kerja sama.
"Salah satunya proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani nota kesepahamannya pada Maret 2015," katanya.
Ia menyebutkan pada April dan Juni 2015 disepakati kerangka kerja dan pada hari ini diserahkan hasil studi kelayakan kepada Presiden Jokowi. Jalur kereta cepat itu berjarak sekitar 150 km mulai dari Halim ke Bandung dan terhubung ke Gambir atau jaringan yang sudah ada.
"Ada delapan stasiun dan kecepatan kereta nantinya sekitar 300 km per jam," katanya.
Ia menyebutkan pihaknya menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan proposal yang lebih baik.
"Kami jamin bisa rampung dalam tiga tahun, ground breaking akhir Agustus 2015 dan selesai 2018 akhir," katanya.
Ia menyebutkan akan dibentuk join venture BUMN Indonesia-Tiongkok untuk mengelola kereta api cepat itu. Indonesia memegang 60 persen dan sisanya dari Cina.
"Kami ingin serius berbagi dengan Indonesia dalam mewujudkan kereta api cepat di Indonesia," katanya.