Namun cara ini harus direncanakan secara baik. Harus jelas bagaimana pengaturan pembagian tanggung jawab serta keuntungan untuk semua pihak. Sebaiknya buatlah perjanjian secara tertulis sebagai antisipasi di masa depan.
3. Mencari Pemegang Saham
Seorang pemegang saham tidak banyak terlibat campur tangan ketika menjalankan operasionalisasi usaha sehari-harinya, namun pihak ini tentunya memberikan modal tambahan.
Untuk mendapatkan calon investor yang bersedia memberikan dana seperti itu, Anda harus terlebih dahulu membuat yang namanya proposal bisnis. Apa saja yang harus tertera di dalam proposal tersebut? Isinya harus menceritakan mengenai kondisi bisnis yang akan dikembangkan, secara apa adanya. Jangan sesekali mencoba untuk mengurangi ataupun menambahkan data. Jangan lupa pula untuk mencantumkan estimasi atau prediksi keuntungan usaha tersebut, dan juga kapan pihak mereka akan mendapatkan keuntungannya.
4. Pengajuan Pinjaman Pribadi
Sebisa mungkin, hindari mengajukan pinjaman pribadi dari para renterir ketika Anda kehabisan modal. Kenapa? Karena umumnya suku bunga per bulannya sangat tinggi, dan resiko untuk meminjam dari para lintah darat ini pun menjadi sangat besar.
Jika Anda memang sudah membulatkan tekad untuk mengambil pinjaman pribadi sebagai modal bisnis, ajukanlah di lembaga pinjam yang resmi, atau ke Kredit Usaha Rakyat (KUR). Prosesnya pun akan mudah dan sederhana.
Selain itu, jangka waktu pembayaran lebih panjang, dan bunganya pun biasanya lebih kecil.
5. Kartu Kredit
Memang patut diakui bahwa untuk mendapatkan kredit usaha dari bank tidak mudah. Nah, di sinilah kartu kredit dapat berperan. Kartu kredit dapat memberikan tambahan modal bisnis bagi Anda.