Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjamin kondisi fiskal pemerintah tetap terjaga meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini berada di level Rp13.484 atau naik ke level 21 poin.
Hal itu, kata Bambang, lantaran pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami Indonesia saja, tapi juga seluruh negara berkembang.
Bambang melanjutkan, penghapusan subsidi Bahan Bakar Miyak (BBM) oleh Presiden Joko Widodo juga telah membuat APBN tidak terlalu terbebani. Dengan kondisi seperti ini, pemerintah memiliki ruang fiskal yang aman meski rupiah tertekan.
“Nggak, nggak terganggu. Kondisinya sampai saat ini masih tetap terjaga. Kan subsidi BBM udah dihapus. Ini memperingan juga bagi APBN jadi masih ada ruang fiskal disana.” Kata Bambang di kantor Bank Indonesia, Selasa (4/8/2015).
Pihaknya mengakui, kalau pemerintah tidak akan mengubah APBN karena kondisi fiskalnya masih aman.
Kendati demikian, dia mengungkapkan, kalau pelemahan rupiah mempengaruhi terhadap pengembalian uang luar negeri, terutama saat pengembalian bunga utang yang menjadi lebih besar.
Cara situ hingga kini masih bisa ditutupi dari tambahan penerimaan negara di sisi migas.
“Pemerintah nggak akan terganggu, pembayaran bunga utang naik nggak mengganggu anggaran. Kalau belanja ada penambahan bunga utang. Tapi tambahan dari penerimaan migas lebih besar daripada bunga utang," kata Bambang.
Pihaknya juga mengklaim kalau pelemahan mata uang yang menimpa Indonesia saat ini tidak akan membuat belanja pemerintah di bidang infrastruktur mengalami pembengkakan, dimana barang modal lebih banyak berasal dari impor.
Hal ini terjadi karena harga baja di pasaran dunia juga sedang melemah sehingga tidak meresahkan kas negara.